Salin Artikel

Tanggul Sungai Jebol, 4 Desa di Tasikmalaya Diterjang Banjir Bandang

Kejadian itu menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri fasilitas jalan perkampungan dan beberapa rumah di empat desa Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.

"Betul, telah meluapnya Sungai Cibanjaran menyebabkan banjir di 4 desa yang terdampak di Kecamatan Sukaratu. Diakibatkan adanya sebuah tanggul jebol," jelas Kepala Polsek Sukaratu Polresta Tasikmalaya, Iptu Mahmud Darmana, Selasa (4/10/2022).

Dalam kejadian tersebut, tambah Mahmud, tidak terdapat korban jiwa dan banjir bandang akibat luapan air Sungai Cibanjaran sudah teratasi dengan penutupan tanggul jebol tersebut.

Namun, beberapa dampak banjir di beberapa pemukiman, jalan dan kolam serta sawah milik warga di empat desa tersebut sudah mulai surut.

"Diduga derasnya air di hulu sungai Gunung Galunggung akibat hujan deras menyebabkan derasnya air menyebabkan tanggul jebol di wilayah Sinagar," tambah dia.

Hal itu dibenarkan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, yang menyebut terjadinya banjir akibat sebuah tanggul di Sungai Cibanjaran jebol dan meluap sampai empat desa di wilayah Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.

Sejak sore sampai malam hari, lanjut Irwan, upaya penutupan tanggul jebol dibantu oleh puluhan alat berat milik pengusaha asal Desa Sinagar sekaligus warga setempat sampai Selasa dini hari.


Tanggul jebol di Kampung Babakan Kondang Desa Sinagar Kecamatan Sukaratu itu langsung tertangani oleh bantuan puluhan alat berat dan tak sampai membuat banjir bandang semakin membesar.

"Kami dari BPBD, Polsek Sukaratu, Camat sampai para kepala desa menyaksikan langsung di lokasi upaya penutupan tanggul jebol oleh bantuan puluhan alat berat milik Pak Haji Endang Abdul Malik di sana. Tanggul jebol bisa tertutup kembali selama pengerjaan sampai malam dini hari tadi," ungkap Irwan kepada Kompas.com di kantornya, Selasa pagi.

Keempat desa terdampak banjir bandang akibat meluapnya air Sungai Cibanjaran adalah Desa Sinagar, Linggajati, Tawang Banteng dan Sukagalih.

Beberapa jalan sempat tergenangi banjir tapi tidak sampai menutup akses jalan warga akibat bencana alam saat terjadi cauac buruk tersebut.

"Kalau tag terdampak sampai 4 desa. Tapi, kalau untuk korban jiwa tidak ada. Kami sedang menginventarisir kerugian akibat bencana tersebut. Kami sedang menunggu di desa dan kecamatan akibat bencana terkait," kata dia.

Sampai Selasa pagi, lanjut Irwan, banjir sudah mereda karena aliran air di sungai sudah mulai normal kembali.

Namun, beberapa pengerjaan penguatan tanggul yang rawan jebol kembali masih dilakukan supaya tak terjadi lagi saat cuaca buruk.

Apalagi, intensitas hujan deras di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya masih terus terjadi hampir setiap harinya.

"Kalau waspada bencana banjir bandang akibat meluapnya air sungai masih terus dilakukan. Soalnya, hujan deras masih terus terjadi dan rawan kembali terjadi bencana banjir," ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/04/111109978/tanggul-sungai-jebol-4-desa-di-tasikmalaya-diterjang-banjir-bandang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com