Salin Artikel

Situ Cangkuang di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

KOMPAS.com - Situ Cangkuang terletak di Kampung Lolohan, Desa Cangkung, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Situ Cangkuang merupakan tepat wisata yang sesuai untuk mengisi liburan bersama keluarga.

Kawasan wisata Situ Cangkuang juga merupakan tempat wisata sejarah, ditandai dengan adanya peninggalan Kerajaan Hindu pada abad VIII. Ada juga desa wisata dengan konsep milenial.

Berikut ini adalah daya tarik, harga tiket, jam buka, dan rute Situ Cangkuang. 

Situ Cangkuang

Daya Tarik Situ Cangkuang

Situ Cangkuang merupakan danau alami yang memiliki sarana transportasi tradisional berupa rakit.

Rakit ini dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati keindahan alam disekitar danau.

Kawasan Situ Cangkuang juga berdampingan dengan Candi Cangkuang yang merupakan candi peninggalan Hindu pada abad ke-8.

Candi Cangkuang terletak di pulau kecil di tengah Situ Cangkuang.

Di pulau kecil tersebut, juga terdapat makam penyebar agama Islam, yaitu Embah Arief Muhammad. Candi juga berdampingan dengan Rumah Adat Kampung Pulo.

Candi Cangkuang

Candi Cangkuang terletak di tengah pulau kecil yang dikelilingi Situ Cangkuang. Untuk sampai ke Candi Cangkuang, pengunjung harus menggunakan rakit.

Candi Cangkuang memiliki ukuran sesuai keadaan alamnya. Tinggi Candi Cangkuang sampai atap adalah 8,5 meter.

Bagian kaki berbentuk bujur sangkar dengan yang berukuran 4,5 x 4,5 meter. Atap candi bersusun berbentuk piramid.

Setiap susunan dihiasi dengan mahkota-mahkota kecil, seperti candi Gedongsanga.

Pada bagian tengah ruangan candi terdapat patung Syiwa setinggi 62 cm.

Kampung Pulo

Kampung Pulo yang terdapat disekitar Candi Cakuang yang merupakan kampung kecil yang terdiri dari enam rumah dan enam kepala keluarga.

Rumah-rumah di kampung tersebut tersusun, tiga rumah di sebelah kiri dan tiga rumah di sebelah kanan, ditambah satu masjid sebagai tempat ibadah.

Jika seorang anak dewasa dan menikah, maka paling lambat dua minggu anak tersebut harus meninggalkan rumah asalnya.

Anak dapat kembali ke keluarga asal dengan catatan satu keluarga sudah meninggal dunia dan syarat lainnya adalah anak perempuan yang ditentukan atas pemilihan keluarga setempat.

Sedangkan, makam di Situ Cangkuang adalah makam Embah Dalem Arief Muhammad merupakan penyebar agama Islam di Desa Cangkuang, Garut, Jawa Barat kurang lebih pada abad ke-17.

Taman Desa Wisata Situ Cangkuang

Taman Desa Wisata Situ Cangkuang memiliki konsep milenial yang senang menggunakan media sosial.

Kawasan ini memiliki sejumlah spot selfie dan kuliner yang dapat menjadi obyek untuk diunggah ke media sosial.

Harga Tiket Masuk Situ Cangkuang

Untuk menikmati keindahan Situ Cangkuang, pengunjung akan dikenai tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang untuk anak-anak dan Rp 10.000 per orang untuk dewasa.

Jam Buka Situ Cangkuang

Situ Cangkuang mulai buka pukul 07.00-17.00 WIB. Bagi pengunjung yang tertarik mengunjungi tempat wisata ini dapat menyesuaikan dengan jam buka.

Rute Situ Cangkuang

Situ Cangkuang terletak di Jalan Raya Utama Bandung-Garut juga tidak jauh dari Stasiun Kereta Api Leles dan Karangsari.

Jarak tempuh Situ Cangkuang dari Bandung sekitar 56,2 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 16 menit.

Perjalanan menuju Situ Cangkuang dari Bandung akan melalui Jalan Soekarno-Hatta, Tol Purbaleunyi, Jalan Raya Cikalang, Jalan Raya Cirebon-Bandung, Jalan Sindangsari, Jalan Nagreg Cicalengka, Jalan Raya Rancaekek-Garut, Jalan Raya Bandung-Garut, dan tiba Situ Cangkuang.

Jarak tempuh Situ Cangkuang dari Garut kurang lebih 85,4 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 56 menit.

Perjalanan menuju Situ Cangkuang akan melalui Jalan Raya Garut - Cikajang, Jalan Cimanuk, Jalan Otista, Jalan Raya Bandung Garut, Jalan Pasopati, dan tiba Situ Cangkuang.

Sumber:

kebudayaan.kemdikbud.go.id dan visitgarut.garutkab.go.id

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/06/070000578/situ-cangkuang-di-garut--daya-tarik-harga-tiket-dan-jam-buka

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com