Salin Artikel

Warga Bandung Barat Tanam Pohon Pisang sebagai Aksi Protes Jalan Rusak

Pohon pisang itu sengaja ditanam warga sebagai bentuk protes atas rusaknya jalan yang tak kunjung dibenahi. Mereka menuntut Pemkab Bandung Barat bertanggung jawab dan segera memperbaiki kerusakan jalan tersebut.

Jalan itu merupakan akses utama masyarakat dengan status jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Citapen dan Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas.

Kerusakan jalan diperkirakan sepanjang 1,5 kilometer dengan berbagai macam bentuk kerusakan seperti aspal mengelupas, jalan berlubang, sampai membentuk sebuah kubangan air.

Warga yang kesal atas kerusakan itu lantas menanam pohon pisang di setiap kubangan air sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang tak kunjung turun tangan.

"(Aksi tanam pohon pisang ini) bentuk protes ke Pemda karena jalan tidak diperbaiki. Kerusakannya sudah parah banget, kalau hujan jadi kubangan, kalau musim kemarau berdebu," kata salah seorang warga, Entis (70) saat ditemui.

Seingat Entis, sudah 10 tahun jalan Cipatik-Citapen tidak tersentuh perbaikan jalan pemerintah. Maka tak heran jika jalan tersebut rusak parah.

Kondisi kerusakan jalan itu diperparah karena drainase di tepi jalan tak berfungsi, sehingga debit air hujan yang tidak tertampung meluber dan membanjiri badan jalan.

"Jadi bukan hanya jalan rusak saja, tapi juga terjadi banjir karena saluran air sudah gak berfungsi," ujar Entis.

Sementara itu, Kepala Desa Cipatik, Asep Agus mengatakan, pemerintah desa tidak bisa melarang aksi protes warga dengan menanam pohon pisang di kubangan jalan rusak.

Menurutnya, protes ini merupakan bentuk aspirasi warga dan Pemdes pun tidak bisa turun tangan memperbaiki kerusakan, sebab jalan tersebut milik Pemkab Bandung Barat.

"Tidak bisa bicara banyak, itu hak warga. Itu bentuk kekesalan warga. Saya gak bisa apa-apa," sebut Asep.

Sebelumnya, Asep sempat mengajukan permohonan bantuan perbaikan jalan tersebut lebih dari 3 kali. Namun permohonan bantuan perbaikan jalan tak digubris.

"Sudah 4 kali saya ajukan perbaikan, tapi tak pernah terealisasi. Padahal ini sudah 10 tahun belum tersentuh perbaikan. Terakhir saya dapat kabar baru bisa direnovasi tahun 2023," papar Asep.

Asep tak tinggal diam. Melalui pemerintah desa, Asep bersama warga sempat beberapa kali melakukan gotong-royong perbaikan jalan dengan anggaran swadaya, namun perbaikan jalan tidak bertahan lama.

Jalan hasil perbaikan swadaya itu kembali hancur disapu hujan dan banjir lantaran irigasi di sepanjang ruas jalan itu tak juga ikut diperbaiki.

"Kalau statusnya milik desa saya perbaiki sedikit-sedikit. Tapi ini kan milik kabupaten, saya gak bisa apa-apa. Kami bersama warga sempat memperbaiki swadaya karena ada ziarah masal, tapi gak bertahan lama," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/10/160322478/warga-bandung-barat-tanam-pohon-pisang-sebagai-aksi-protes-jalan-rusak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke