Salin Artikel

Kronologi 4 Pelajar SMP-IT Al Hikmah Depok Hilang Terseret Arus Sungai di Curug Kembar Bogor, 3 Ditemukan Tewas

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Empat pelajar SMP-IT Al Hikmah Depok, hilang terseret arus saat hiking menyeberangi sungai di Curug Kembar, kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/10/2022) sore.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan, tiga dari empat pelajar ditemukan meninggal dunia. Kini, satu orang pelajar masih dalam proses pencarian.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko menjelaskan kronologi musibah yang menimpa empat pelajar itu. 

Aris mengatakan, lokasi kejadian di tempat wisata Curug Kembar, Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu sore.

Rombongan pelajar ini berangkat dari Depok menuju lokasi camping ground di kawasan Puncak Bogor, Selasa (11/10/2022). Sesampainya di lokasi, mereka membangun tenda camping.

Kata Aris, rombongan SMP swasta dari Kota Depok ini hendak melaksanakan kegiatan Latsar Kepemimpinan. Total keseluruhan peserta ada 105 pelajar.

"Mereka baru satu malam kalau enggak salah, berangkat hari Selasa (dari Depok). Informasi sementara yang kami dapat itu mereka melakukan kegiatan latihan dasar kepemimpinan," ucap Aris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/10/2022).

Saat hendak melakukan rangkaian kegiatan itu, hujan lebat turun mengguyur kawasan.

Namun, mereka tetap melanjutkan rangkaian kegiatan itu dengan hiking menyeberangi aliran sungai kecil yang diapit dua bukit.

Tanpa diduga, aliran arus dari hulu besar turun sehingga empat korban terjebak di tengah amukan derasnya aliran sungai.

Akibatnya, empat pelajar yang terdiri dari siswa dan siswi ini terseret arus dan hilang pada Rabu sore pukul 15.00 WIB.

"Nah, pada saat kemarin siang itu ada kegiatan di aliran curug ya, semacam trekking atau hiking, mereka menyeberangi aliran itu. Karena kan cuaca yang kita tahu di sana tidak menentu, kadang mendung, tiba-tiba hujan besar," ujarnya.

"Pada saat itulah tiba-tiba ada air atau arus deras dari atas. Dan tanpa diduga itu kejadiannya. Artinya, arus itu tiba-tiba datang kemudian menyeret 4 pelajar ini," imbuh Aris.

Karena musibah itu, delapan personel TRC BPBD Kabupaten Bogor langsung diterjunkan menuju lokasi melakukan pencarian.

Proses pencarian dilakukan mulai dari titik awal korban hanyut terseret arus hingga ke hilir sungai.

Berkat kerja keras tim SAR gabungan dibantu petunjuk warga, pencarian korban membuahkan hasil.

Tiga pelajar ditemukan berurutan di tempat berbeda di aliran sungai yang berada di perbukitan Puncak Bogor.

"Untuk saat ini 3 korban sudah ditemukan dan 1 korban lagi masih dalam pencarian SAR gabungan pagi ini," jelasnya.

Sebagai informasi, tiga korban yang ditemukan meninggal itu terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki. Ketiganya adalah Tara Taskin (13 tahun), ditemukan pukul 18.30 WIB.

kedua, Amira Hana (14 tahun), ditemukan pukul 21.22 WIB, dan ketiga Raka Alfa (13 tahun), ditemukan pukul 21.43 WIB.

Sementara satu pelajar perempuan bernama Andini usia 15 tahun belum ditemukan.

Ia menjadi satu-satunya korban yang belum ditemukan usai terseret arus sungai di kawasan Puncak Bogor itu.

Hingga Kamis pagi, tim gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian dan TNI, Tagana, Damkar, dan sejumlah relawan lain masih berupaya mencari korban.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/13/101402778/kronologi-4-pelajar-smp-it-al-hikmah-depok-hilang-terseret-arus-sungai-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com