Salin Artikel

Kisah Arini Bocah Penderita "Apert Syndrome", Ditinggal Pergi Ibu, hingga Kesulitan Biaya Operasi

BANDUNG, KOMPAS.com - Arini Supriatna (4) didiagnosa menderita apert syndrome dan apert hand bilateral asymmetry.

Kondisi ini membuat Arini tumbuh dengan kelainan pada kepala dan tangannya yang tumbuh tidak sempurna. Jari- jari tangannya tak simetris.

Tak hanya itu, kehidupan bocah kecil ini pun berbeda dengan bocah pada umumnya. Arini memiliki kisah yang memilukan sejak bayi.

Orangtua angkat Arini, Dede (57) dan Supriatna (52) menceritakan kisah anak angkatnya tersebut.

Ibu kandung Arini sudah meninggalkan Arini sejak anak itu masih bayi. Saat masih bayi, Arini dirawat oleh ayah kandungnya.

"Namun, ayak kandung Arini meninggal karena tabrakan," ujar warga Rancaekek, Kabupaten Bandung ini dikutip dari Tribun Jabar, Kamis (13/10/2022).

Setelah ayah kandungnya meninggal, Arini dirawat neneknya. Sementara ibu kandung Arini yang semula dikabarkan bekerja sebagai TKW, kini tak diketahui lagi keberadaannya.

"Neneknya akhirnya menitipkan Arini kepada kami sampai sekarang. Kami rawat dengan kasih sayang seperti anak sendiri," kata Dede.

Dede mengatakan, entah sudah berapa kali, ia dan suaminya memeriksakan Arini ke rumah sakit karena kondisinya yang memang berbeda dengan kebanyakan anak lainnya.

Dari keterangan dokter, ujar Dede, Arini hanya bisa hidup dengan normal jika menjalani operasi.

"Namun, tentu saja biayanya tidak sedikit," kata Dede.

"Arini kalau kecerdasannya normal, hanya punya keterbatasan fisik. Di tangan dan kakinya sama, di jari-jarinya ada kelainan," tambah Dede.

Berbekal harapan, bersama suaminya, Dede terus berupaya dan mencari bantuan. Dalam upayanya mencari bantuan, Dede mengetahui keberadaan Jabar Quick Response. Ia pun menghubungi JQR.

"Saya tahunya JQR dari Google sama Kantor Desa," ujarnya.

Melalui JQR, Arini mendapatkan bantuan, bahkan bisa bertemu langsung dengan Ridwan Kamil.

Gubernur Jawa Barat ini mengatakan, selain operasi tempurung kepala, tangan dan kaki Arini dioperasi. Sebab jari-jarinya Arini rapat dan saling menempel.

"Kita doakan keluarga baru ini diberikan keberkahan, kemudahan walaupun masing-masing beliau punya ujian. Terus kalau ada apa-apa kabari lewat JQR untuk kemanusiaan," kata Ridwan Kamil.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ridwan Kamil Tersentuh Ketulusan Perjuangan Orang Tua Penderita Apert Syndrome

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/13/155159078/kisah-arini-bocah-penderita-apert-syndrome-ditinggal-pergi-ibu-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke