Salin Artikel

Kisah Pelajar Pelosok Bandung Barat Tembus Longsor demi Hadiri Upacara Hari Santri

Daun dan ranting pepohonan belum sepenuhnya kering, aliran air di sengkedan sawah mengalun gemricik mengiringi langkah para santri menyambut di Hari Santri Nasional.

Di balik keindahan panorama pedesaan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bagian selatan, ada ancaman longsor yang selalu membayang-bayangi setiap turun hujan deras.

Jalan di Kampung Citemen RT 03 RW 06 Desa Cibitung, Kecamatan Rongga, Bandung Barat, Jawa Barat tertutup material longsor pada Jumat (21/10/2022) malam.

"Kejadian longsor tersebut dikarenakan hujan deras yang mengguyur wilayah kecamatan rongga sehingga mengakibatkan longsor yang menutup akses jalan Cisarua-Cibitung," ungkap Camat Rongga Agus Rudiyanto saat dihubungi, Sabtu (22/10/2022).

Akses jalan yang tertutup longsor itu adalah akses utama masyarakat dan para santri yang menimba ilmu di pondok pesantren yang berada di wilayah tersebut.

Pagi itu, perhelatan upacara Hari Santri akan digelar di Islamic Center Kecamatan Rongga. Mau tidak mau, mereka harus menembus rintangan berupa material sisa longsor semalam.

Dengan atribut kain sarung dan kopiah khas santri, mereka berjalan berusaha menembus jalan yang tertimbun longsor.

Tidak jarang sendal jepit mereka putus lantaran terjebak di kubangan lumpur, tapi kejadian itu dibalas dengan gelak tawa santri lain.

Hingga akhirnya mereka tiba di lapangan upacara Hari Santri dengan penuh lumpur sisa longsoran. Meskipun sedikit terlambat, namun doa yang terpanjat tetap hidmat.

"Mereka bukan terjebak, tapi sempat terhambat ketika akan mengukuti upacara hari santri. Alhamdulillah bisa melewati jalan tersebut dan para santri bisa hadir dan mengikuti upacara peringatan hari santri," kata Agus.


Bagi mereka peristiwa longsor seperti itu adalah hal yang biasa terjadi, setiap turun hujan mereka sudah dibekali kewaspadaan diri jika sewaktu-waktu ada longsor menerjang.

Bahkan tanpa ada longsor sekali pun, mereka harus dihadapkan dengan jalanan terjal bebatuan yang cukup menyulitkan akses untuk sekadar menuju pusat perbelanjaan.

"Akses itu memang akses satu-satunya. Memang ada beberapa pesantren di permukiman itu, Pesantren Cisarua, Pesantren Jogjogan, Pesantren Cikarees Batununggul," tuturnya.

Meski demikian, pemerintah kewilayahan setempat langsung bergerak mengevakuasi sisa material longsor yang menutup akses jalan. Hanya dalam hitungan jam, material longsor berhasil dievakuasi dan akses jalan itu kembali terbuka.

"Sekarang aksesnya sudah terbuka, tadi petugas dibantu warga setempat bergotong-royong menyingkirkan material longsor," ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/24/055405578/kisah-pelajar-pelosok-bandung-barat-tembus-longsor-demi-hadiri-upacara-hari

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com