Salin Artikel

Tercatat 33 Kasus Gangguan Ginjal Akut di Jabar, 16 Anak Meninggal Dunia

BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat ada 33 kasus ganggguan ginjal akut di Jabar hingga Minggu (23/10/2022). 16 orang di antaranya meninggal dunia.

"Ada 33 kasus gagal ginjal akut, meninggal 16 (anak)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi saat dihubungi lewat telepon, Minggu (23/10/2022) malam.

Saat ini, kata Ryan, Dinkes Jabar terus melakukan sosialisasi tentang penghentian sementara obat sirup sebagai langkah antisipasi.

"Jadi kita kembali tegaskan ke seluruh pelayanan kesehatan tentang kebijakan itu, sambil menunggu penelitian yang sedang dilakukan Kemenkes. Intinya, semua obat cair atau sirup diganti dengan tablet yang kandungannya sama dengan obat cair," katanya.

Ryan pun meminta warga segera mengakses layanan kesehatan masyarakat jika menemukan anak di bawah usia lima tahun mengalami gejala yang mengindikasikan gangguan ginjal akut.

"Bila ada gejala demam, sesak napas, penurunan kesadaran, bengkak, buang air kecil sedikit atau sama sekali tidak buang air kecil, segera bawa ke rumah sakit dan penuhi anjuran pemerintah," katanya.

Disinggung soal perbedaan data kasus, Ryan mengatakan data berbeda tersebut berasal dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pusat. Namun, data yang diberikan Dinkes Jabar ini telah menjalani proses validasi bersama IDAI Jabar.

"Ini dari IDAI Pusat, silahkan langsung (konfirmasi ke IDAI pusat). Kami koordinasi dengan IDAI Jabar, tapi datanya beda dengan IDAI pusat. Data kami sudah divalidasi," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) mencapai 241 kasus yang tersebar di 22 provinsi hingga Jumat (21/10/2022).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, jumlah anak-anak yang meninggal mencapai 133 orang atau sekitar 55 persen dari total kasus.

Peningkatan kasus sendiri dimulai sejak Agustus 2022 yang mencapai 36 kasus. Diikuti September sebanyak 78 kasus, dan bulan Oktober sebanyak 110 kasus.

"Kita sudah identifikasi telah dilaporkan adanya 241 (kasus) di 22 provinsi," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Budi mengungkapkan, penyakit gangguan ginjal akut banyak menyerang anak-anak, umumnya balita.

Rinciannya, 26 kasus ditemukan pada bayi di bawah usia 1 tahun, 153 kasus pada anak-anak usia 1-5 tahun, 37 kasus pada anak 6-10 tahun, dan 25 kasus pada usia 11-18 tahun.

Gejala klinis yang biasanya timbul, yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare. Kemudian berlanjut pada sulit kencing, berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.

"Kita lihat yang masuk RS cepat sekali kondisinya memburuk sehingga lebih dari 50 persen atau 55 persen meninggal dunia," ucap dia.

Kemudian, sebanyak 61 persen dilaporkan memiliki derajat keparahan stadium 3. Berikut ini sebarannya per provinsi:

  1. DKI Jakarta: 57 kasus
  2. Jawa Barat: 33 kasus
  3. Aceh: 31 kasus
  4. Jawa Timur: 30 kasus
  5. Sumatera Barat: 22 kasus
  6. Bali: 16 kasus
  7. Sumatera Utara: 12 kasus
  8. Banten: 10 kasus
  9. DI Yogyakarta: 6 kasus
  10. Jawa Tengah: 5 kasus
  11. Jambi: 3 kasus
  12. Kalimantan Selatan: 3 kasus
  13. NTB: 2 kasus
  14. NTT: 2 kasus
  15. Sulawesi Tenggara: 2 kasus
  16. Bengkulu: 1 kasus
  17. Kalimantan Utara: 1 kasus
  18. Kep. Bangka Belitung: 1 kasus
  19. Kepulauan Riau: 1 kasus
  20. Lampung: 1 kasus
  21. Papua: 1 kasus
  22. Sumatera Selatan: 1 Kasus

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/24/111446678/tercatat-33-kasus-gangguan-ginjal-akut-di-jabar-16-anak-meninggal-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke