Salin Artikel

Kampung Muara Kabupaten Bandung yang Rutin Terendam Banjir Selama 20 Tahun

Selama lebih dari 20 tahun, warga di Kampung Muara harus berkutat dengan banjir saat musim hujan.

Padahal keberadaan Kampung Muara tidak jauh dari kolam rentensi Andir, dan Floodway Cisangkuy.

Bupati Bandung Dadang Supriatna membenarkan hal itu, sebanyak 550 kepala keluarga (KK) di wilayah tersebut kerap terdampak banjir.

"Mana kala musim hujan datang, otomatis warga di sini terkena banjir, mungkin sudah terbiasa dengan kondisi ini," katanya ditemui di lokasi banjir, Senin (24/10/2022).

Dadang menyebutkan, banjir saat ini tidak begitu parah bila dibandingkan tiga tahun ke belakang.

Dulu, kata dia, ketinggian air bisa mencapai 1,5 meter. Sekarang tinggi muka air di Kampung Muara disebut berkisar 50 sampai 70 sentimeter.

Kendati sudah dibangun floodway, kolam retensi dan tol air, tapi persoalan di Kampung Muara masih belum terselesaikan

Ia mengklaim, pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin agar Kampung Muara tidak lagi terdampak luapan Sungai Citarum.

"Jadi jangan dikatakan bahwa pemerintah tidak peka, kata siapa. Kalau kita harus jujur dan terbuka, dibandingkan 20 tahun yang lalu dengan saat ini kan jauh berbeda," terang dia.

Menangani banjiri di Kampung Muara, Dadang menyebutkan sudah ada intruksi dari Presiden Jokowi.

Dadang diminta agar bisa mengurangi wilayah-wilayah yang kerap terdampak banjir.


Pemerintah Kabupaten Bandung juga  berencana akan membangun lima danau buatan untuk menyelesaikan persoalan banjir di Desa Tegalluar.

"Termasuk di wilayah sini juga ada rencana salah satu  pengembang ke depannya ini akan membuat danau buatan juga," ungkapnya.

Dadang mengklaim, banjir di wilayah Bandung Selatan, jika diukur menggunakan luas tanah, hanya tinggal menyisakan satu hektar saja.

"Kalau misalnya semua target terwujud, maka persoalan banjir bisa di selesaikan, yang tadinya 3.000 hektar total luas wilayah yang terdampak, dengan adanya pembangunan penanganan banjir saja sudah jadi ratusan ribu hektar, kalau nanti program selanjutnya terbangun mungkin tinggal satu hektar," tuturnya.

Ia meminta warga Kampung Muara dan wilayah lain yang terdampak banjir agar sedikit bersabar.

Saat ini, pihaknya sedang mencanangkan program dengan Citarum Harum, BBWS, DPTUR dan di hulu sungai ada BKSDA.

"Kolaborasi ini sangat penting. Mohon doanya kepada semuanya dan saya juga setiap kejadian begitu banjir maupun longsor, pak Kalak (BPBD) saya perintahkan untuk segera langsung ke lapangan. Terus Pak Camat, Pak Lurah, Pak Kapolsek, dan semua kami bekerja, jadi tidak tinggal diam," tuturnya.

Membangun saluran air ke kolam retensi andir

Salah satu persoalan yang disoroti oleh Bupati Bandung di Kampung Muara yakni masih belum terkoneksinya saluran pembuangan dari warga menuju kolam retensi Andir.

Pihaknya menyebut, telah membuat Detail Enginering Desain (DED) dan telah membicarakan dengan pihak BBWS Citarum.

"Tentu ini salah satu faktor supaya aliran drainase ini bisa masuk ke kolam andir," jelasnya.

Tidak hanya itu, saat ini tinggi muka air Sungai Citarum lebih tinggi dibandingkan pemukiman warga sehingga menjadi persoalan tersendiri untuk menuntaskan banjir di Kampung Muara.

Dadang mengatakan ada dua kemungkinan, pertama lahan penduduk harus diurug atau kedua direlokasi.

"Tetapi kalau di sini masih bertahan, saya kira harus tetap saluran yang menuju retensi andir ini harus dibuatkan. Saya telah buatkan DED-nya, Insya Allah akan dibantu akan saya programkan melalui program APBD kita secara bertahap," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/25/091901378/kampung-muara-kabupaten-bandung-yang-rutin-terendam-banjir-selama-20-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke