Salin Artikel

Sosok Pembakar Pendopo Banjar, Sehari-hari Jaga Warung, Belajar Buat Bom Molotov dari Buku IPA

Dari hasil pemeriksaan, polisi mengamakan pembakar aula pendopo yakni P (20), pemuda asal Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar pada Selasa (25/10/2022) petang.

P ditangkap setelah petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan beberapa bukti dari dua CCTV di lokasi.

Salah satu CCTV merekam pelaku yang membawa 2 botol yang berisi bahan bakar minyak dan pelaku menggunakan sepatu.

Empat menit kemudian, P terekam berada di sekitar pendopo.

Di CCTV lain kemudian terekam P tak mengenakan sepatu dan sepatu yang tertinggal di aula pendopo adalah milik pelaku.

Saat ditangkap, pelaku mengalami luka bakar di dua kakiknya. P diamankan di wilayah Kabupaten Ciamis saat sedang berobat terkait luka bakar di kakinya.

Hal tersebut diunkapkan Kapolres Banjar AKBP Bayu Catur Prabowo.

"Alhamdulilah berkat doa, dukungan dan informasi dari masyarakat di seluruh kota Banjar sehingga tindak pidana ini bisa kita ungkap," ujar Bayu kepada sejumlah wartawan saat konferensi pers di depan Satreskrim Polres Banjar, Kamis (27/10/2022) pagi menjelang siang.

Sehari-hari jaga warung

Bayu mengatakan sehari-hari P adalah seorang penjaga warung di rumahnya sendiri. Selama ini P tinggal bersama nenek dan kakeknya.

"Kebetulan, nenek dan kakeknya membuka warung dan yang bersangkutan menjaga warung itu," ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan, P mengaku membakar aula pendopo adalah inisiatifnya sendiri tanpa diperinah oleh orang lain.

"(Ide pembakaran) sampai saat ini dia (pelaku) melakukan tidak atas perintah siapa - siapa," katanya.

Bayu juga menjelaskan jika P tak memiliki ponsel dan ia belajar merakit 2 botol yang disebut bom molotov dari buku IPA.

"Jadi, pelaku membeli bensin juga ini dari kotak kaleng hasil jualan neneknya. Kalau beli bensinnya, ke pom mini," kata Bayu.

"Karena, terdapat bukti-bukti buku IPA," tambah diah.

Terkait dugaan mengarah ke tindakan teroris, pihaknya belum memastikan dan sedang melakukan pendalaman.

"Belum ada indikasi ke arah sirih (teroris), tapi akan kami dalami," kata Bayu.

"Satu hal yang menjadi petunjuk kita, yakni kita mengambil CCTV di sebelah pendopo. Ada 2 CCTV yang bisa kita ambil, sehingga kita mendapatkan petunjuk," ujarnya.

Petunjuk pertama adalah pakaian yang digunakan yakni sweater hitam bergambar warna putihh dan celana pendek.

Kemudian, yang kedua dari petunjuk CCTV disitu memperlihatkan pada saat pelaku berangkat ke pendopo itu membawa 2 tentengan (botol bahan bakar minyak) dan menggunakan sepatu.

"Tapi 4 menit berselang, pelaku berada di pendopo tidak lebih dari 3 sampai 4 menit saja," ucapnya.

Karena berdasarkan waktu di CCTV, terpantau pukul 03:30 WIB yang bersangkutan melintas menuju ke pendopo kemudian pukul 03:35 WIB pelaku kembali lagi.

"Jadi, tidak lebih dari 5 menit dari lokasi CCTV. Artinya, bahwa pelaku berada di pendopo itu tidak akan lebih dari 4 menit. Begitu cepatnya pelaku melakukan tindakan," kata Bayu.

Kemudian, bukti petunjuk lainnya adalah pada saat pelaku menyelesaikan tindakannya, tertangkap di CCTV bahwa pelaku tidak menggunakan sepatu.

Sehingga, memperjelas bahwa sepatu yang terbakar ini adalah milik pelaku.

"Kemudian, dari CCTV yang ada kita mendapatkan beberapa informasi dari masyarakat yang akhirnya kita melakukan pendalaman," ucap dia.

Aksi disiapkan sejak sebelum lebaran

Terkait kasus tersebut, pihak kepolisian melakukan pra rekonstruksi pada Rabu (26/10/2022) malam.

Terungkap jika P telah merencanakan membakat aula pendopo sejak sebelum lebaran. Pra rekonstrukdi dilakukan mulai P menyiapkan bahan bakar dan menyiapkan uang untuk membeli bahan bakar.

"Bahkan, dari hasil penggeledahan di rumah di samping kasur yang bersangkutan kita mendapatkan 2 botol. Dan 2 botol ini, disiapkan sebagai kalau kata yang bersangkutan ini adalah bom molotov," kata Bayu.

"Dan ini, disiapkan dari sebelum lebaran. Jadi, yang bersangkutan ini merencanakan kegiatan ini sudah sejak lama. Jadi, ini ada bukti (2 botol) dan ini tidak diubah ubah. Dia sudah menyiapkan ini (2 botol)," tambah dia.

Sebelum melakukan pembakaran, P mengambil uang di kaleng untuk membeli bahan bakar dan memasukkannya ke jerigen.

Terkait sepatu yang tertinggal, Bayu mengatakan sepatu itu digunakan oleh tersangka. Disebutkan juga sepatu tersebut adalah milik kakek dari P.

"Sepatu ini adalah milik dari kakeknya. Karena, yang bersangkutan itu tinggal bersama kakek dan neneknya. Sepatu ini, baru dipakai oleh kakeknya baru satu kali. Dan ini, kita ambil keterangan dari kakeknya bahwa betul ini adalah sepatu milik dia yang digunakan oleh pelaku," ucap Bayu.

Untuk menyiapkan pembakaran tersebut, pelaku sempat bergadang dan jalan kaki menuju pendopo.

"Karena memang sengaja dia bergadang, untuk melakukan tindakan ini. Dia berangkat dengan berjalan kaki dari rumahnya sampai ke Pendopo," ujarnya.

Di pendopo, ia kemudian menyiramkan bahan bakar tersebut ke kursi sofa dan menyalakan api dengan dua batang korek kayu.

"Karena, bahan bakar yang digunakan cukup banyak sehingga berceceran di lantai dan yang bersangkutan tidak membakar di sopanya tapi korek api ini dilempar ke lantai," ucap Ia.

Karena banyak bensin yang berceceran di lantai Pendopo Wali Kota Banjar, sepatu yang digunakan P ikut terbakar

"Itulah yang menyebabkan kenapa sepatu yang bersangkutan ikut terbakar. Karena panik, yang bersangkutan meninggalkan korek api dan membuka sepatu. Kemudian yang bersangkutan langsung lari melalui pos depan," ujarnya

Terkait motif pelaku, Bayu mengatakan masih melakukan pendalaman.

"(Motif pelaku), ini masih kita dalami. Namun, pengakuan dari yang bersangkutan, bahwa yang bersangkutan merasa tidak diperlakukan dengan adil oleh masyarakat setempat atau lingkungannya," ujar Bayu.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Jabar

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/28/061600778/sosok-pembakar-pendopo-banjar-sehari-hari-jaga-warung-belajar-buat-bom

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke