Salin Artikel

Putus Dampak Mitos Perang Bubat, Akan Ada "Jalan Siliwangi" di Solo dan "Jalan Surakarta" di Jabar

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil, bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sepakat untuk saling berupaya memutus dampak mitos Perang Bubat, khususnya bagi warganya masing-masing.

Kedua kepala daerah itu sepakat, nantinya, di Solo terdapat Jalan Siliwangi, sedangkan Jalan Surakarta akan ada di wilayah Jawa Barat.

Gagasan itu disepakati keduanya saat bertemu di Loji Gandrung, Solo, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (29/10/2022).

"Kami (Emil dan Gibran) ada gagasan, nanti di Solo ada nama jalan Siliwangi, di Jawa Barat, saya carikan nama jalan Surakarta," kata Emil, dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (30/10/2022).

Dengan begitu, Emil dan Gibran berharap, masyarakat suku Jawa dan Sunda bisa bersatu dan menghargai perbedaan masing-masing.

"Sehingga kekuatan Bhinneka Tunggal Ika, khususnya (masyarakat suku) Jawa dan Sunda bisa menyatu dalam simbolisme yang baik," ujar Emil.

Menurut Emil, mitos Perang Bubat masih ada dalam alam bawah sadar masyarakat Jawa dan Sunda.

"Biar memperkuat sila ketiga kita. Kita kan ada mitos Perang Bubat yang menyertai alam bawah sadar dua suku bangsa ini," ucap Emil.

"Lebih baik bersatu, kurangi pertengkaran, kurang persepsi yang kurang pas, saya kira itu yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia, fokus berinovasi," imbuhnya.

Tanggapan Gibran

Menyambut baik usulan Gubernur Jabar itu, Gibran mengaku akan mencari jalan yang tepat untuk dinamai 'Siliwangi'.

"Ini untuk menjaga relasi saja antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Itu usulan dari Gubernur (Jabar, Ridwan Kamil). Nanti kita carikan," kata Gibran.

Solo sebenarnya telah memiliki jalan yang namanya identik dengan Jawa Barat, yakni Jalan Pajajaran yang terletak di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jateng.

Akan tetapi, Gibran memberi sinyal tidak akan mengganti nama jalan tersebut menjadi 'Siliwangi'.

"Nanti di jalan kota. (Lokasinya) Nanti, ini saya carikan dulu," pungkasnya.

Sejarah singkat mitos Perang Bubat dan dampaknya kini

Sebagaimana diberitakan Kompas.com pada Rabu (5/5/2021), Perang Bubat adalah pertempuran keluarga Kerajaan Pajajaran dengan tentara Kerajaan Majapahit di alun-alun Bubat, bagian Utara Trowulan, pada 1357 Masehi.

Perang Bubat disebutkan dalam Cerita Parahyangan, Serat Pararaton, Kidung Sunda, dan Kidung Sundayana.

Akan tetapi, pertempuran ini tidak tertuang dalam Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca yang selama ini dianggap sebagai sumber utama kerajaan Majapahit.

Oleh sebab itu, sebagian sejarawan meragukan Perang Bubat pernah terjadi, namun sebagian lainnya berpendapat bahwa pertempuran tersebut tidak berkontribusi terhadap kejayaan Majapahit sehingga Mpu Prapanca tidak mencatatnya dalam Kitab Negarakertagama.

Perang Bubat dipercaya menyebabkan kerenggangan hubungan antara kerajaan Sunda dengan Majapahit.

Bahkan, usai peristiwa tersebut, Kerajaan Sunda memutus hubungan diplomatik dengan Kerajaan Majapahit.

Kerabat Negeri Sunda pun tidak dibolehkan menikah dengan pihak Majapahit. Hal ini dianggap menjadi penyebab sempat adanya larangan bagi orang Sunda menikah dengan orang Jawa, begitu juga sebaliknya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/30/114138278/putus-dampak-mitos-perang-bubat-akan-ada-jalan-siliwangi-di-solo-dan-jalan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com