Salin Artikel

Kasus Kematian Anak Gagal Ginjal Akut di Tasikmalaya Bukan karena Obat Sirup Dilarang

Uus memastikan, sesuai keterangan keluarga korban, pasien tidak mengonsumsi obat sirup yang selama ini dilarang oleh Kemenkes.

"Kalau ciri-ciri paling menonjol sesuai kasat mata, kepada orang tua yang anaknya sedang demam (sakit), waspada jika anak tak berkemih (tidak kencing). Seperti kasus kematian anak akibat acute kidney injury (di Kota Tasikmalaya) diketahui tak berkemih saat sakit," jelas Uus kepada wartawan lewat telepon, Senin (31/10/2022).

Uus melanjutkan, kasus kali pertama kematian anak akibat gagal ginjal di wilayahnya diketahui pasien 2 hari saat demam tak berkemih.

Masyarakat dan orangtua diminta untuk tidak khawatir mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter karena gagal ginjal akut misterius bukan hanya akibat obat sirup yang dilarang saja.

"Kalau gagal ginjal ini bukan obatnya yang berbahaya, tapi pengikatnya, pelarutnya yang tercemar ke obat. Misalkan paracetamol kalau sirup tidak ada, kan masih ada yang tablet dan kebutuhan air serta nutrisinya diperhatikan. Jangan sampai asupannya tak diperhatikan," tambah Uus.

Gejala awal pasien itu, lanjut Uus, mulanya anak demam, panas dan selama dua hari tak berkemih atau kesulitan kencing saat sakit.

Jika mendapati hal demikian, tambah Uus, segera memeriksakan diri anak ke dokter atau Rumah sakit.

"Apabila jarang atau tidak berkemih atau kencing dipastikan harus cepat berobat ke RS. Paling pertama itu berkemihnya. Kalau demam, seyogyanya tidak membeli obat sendiri, tapi cepat memiksakan diri ke tenaga medis. Jangan sungkan segera mengadakan pemeriksaan ke dokter. Diharapkan masyarakat tetap tenang kalau menerima obat dari dokter, silahkan diberikan tapi sesuai aturan," ujar Uus.


Saat ini, RSUD Kota Tasikmalaya bersiaga dengan tenaga ahli dokter spesialis anak yang memadai.

Namun, ada salahsatu alat laboratorium yang belum dimiliki dan ada di salahsatu RS swasta di Kota Tasikmalaya.

"Kalau khusus RSUD (Soekardjo Tasikmalaya) kesiapannya penanganan ini menjadi sesuatu hal yang baru. Memang ada beberapa kelengkapan yang belum disediakan. Tapi di Kota Tasikmalaya ada RSUD swasta yang punya perlengkapan itu, dan nanti bisa dikerjasamakan dengan pemerintah. Kalau dokter spesialis anak sudah cukup. Kelengkapan kapasitas Type A meski disiapkan di RSUD Soekardo yang masih type B," ungkapnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menemukan 1 pasien anak usia 11 bulan meninggal akibat gagal ginjal akut misterius saat dirawat di RSUD Soekardjo Tasikmalaya, Sabtu (29/10/2022).

Korban asal Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya tersebut mulanya mengeluhkan sakit demam dan sempat dibawa berobat tanpa rawat inap ke Puskesmas terdekat pada Kamis (26/10/2022).

Pasien anak itu meninggal dipastikan akibat gagal ginjal misterius usai dilakukan pemeriksaan laboratorium dan diagnosa fisik saat korban mulai dirawat di RSUD Soekardjo pada Jumat (28/10/2022).

"Ada satu meninggal di (Kecamatan) Cipedes (Kota Tasikmalaya), satu kasus meninggal hari Sabtu (29/10/2022) kemarin. Pasien sempat dirawat (di RSUD) dan sudah direncanakan dirujuk ke RSHS (Bandung), tapi kemudian keburu meninggal. Dua hari semalam di RSUD (Soekardjo), mau dirujuk saat itu juga, tapi pasiennya tidak bersedia. Baru keesokan harinya bersedia, tapi keburu meninggal," jelas Uus.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/31/155224178/kasus-kematian-anak-gagal-ginjal-akut-di-tasikmalaya-bukan-karena-obat-sirup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke