Salin Artikel

Masih Ada Kebocoran, Fasilitas Penanggulangan Banjir Belum Redam Luapan Citarum

Padahal, di tiga Kecamatan tersebut, pemerintah pusat sudah membangun fasilitas penanggulangan banjir seperti folder air, kolam retensi, dan terowongan air.

Namun, tetap saja fasilitas tersebut tak berfungsi dengan baik manakala luapan Sungai Citarum sudah melebihi batasnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Citarum Bastari membenarkan fasilitas tersebut belum berjalan maksimal, mana kala hujan lebat dan sungai Citarum meluap.

Bastari menyebutkan, masih terdapat bocoran-bocoran di bagian drainase pembuangan ke kolam retensi.

Kemudian ada pula, drainase yang masih terkoneksi dengan sungai dan masih belum ditutup.

"Jadi kalau drainase pembuangan warga sudah ditutup, ada lagi pertanyaan, 'airnya  banjirnya ke mana?' Nah itu fungsinya kolam retensi, kalau sudah ditutup maka akan lebih optimal fungsinya dan pengendalian banjir di area ini," kata Bastari dikonfirmasi, Senin (31/10/2022).

Bastari menyebutkan, akibat masih belum ditutupnya pembuangan milik warga yang langsung terkoneksi ke sungai. 

Akibatnya, di RW 07 Kampung Muara kerap dilanda luapan Sungai Cisangkuy, Sungai Cibugel, hingga ke Jalan Dayeuhkolot.

"Kalau pas banjir kita tahu dampak banjir, terus mencari tahu dampak banjir, sekarang pas kering ini kita kesempatan kerja membenahi dan evaluasi pada saat sebelumnya terjadi banjir," terang dia.


Saat ini, BBWS Sungai Citarum bergerak untuk memeriksa dan mengevaluasi persoalan yang terjadi di wilayah Kampung Muara.

Ia menyebutkan, tak menutup kemungkinan bakal mensosialisasikan ke warga untuk segera melakukan penutupan drainase yang langsung terkoneksi ke sungai.

"Sehingga pada saat ini kita bergerak untuk menutup drainase dari sungai yang masih terkoneksi ke masyarakat," tuturnya.

Khawatir kolam retensi penuh dan meluap ke tempat tinggal warga

Tak hanya itu, Bastari membenarkan jika hujan dengan intensitas tinggi dan turun berhari-hari bisa menyebabkan kolam retensi juga meluap.

Ia mengatakan, meski ada kolam retensi yang di bangun pemerintah pusat, namun kolam retensi tersebut memiliki daya tampung sendiri.

"Memang semua persoalan banjir yang ada di sini ada batasnya, istilahnya ada perhitungan berapa kapasitas maksimalnya, kalau andir diprioritaskan di 20 tahunan. Jadi kalau terjadi banjir di luar proses yang kita bangun, ya itu bencana. Tapi selagi masih di bawah batas-batas perencanaan, itu masih tertangani," kata Bastari.

Kendati begitu, ia menyebut fasilitas yang sudah dibangun pemerintah pusat ini, sudah berhasil menangani banjir tahunan di Bandung Selatan.

"Jadi menurut saya kalau yang rutin-rutin tahunan sudah tertangani. Kalau banjir besar, mudah-mudahan enggak lah," kata dia.

Selain itu, BBWS Sungai Citarum juga berencana akan membangun kolam retensi, namun hingga saat ini masih terkendala lahan.

Sementara ini, kata Bastari, tahun depan akan menambahkan dua pompa yang disimpan di Cibugeul dan Cigendil.

"Harapannya bisa mengurangi air yang ke  Cipalasari 2, yang ada suplai air Cigede. Ciherang juga udah kita perbaikin, kemudian sudah kerjasama juga dengan provinsi," tambahnya.

"Ini juga sudah kita ingatkan kalau di sini hujan besar, ada banjir mulai naik, di sana ditutup. Jadi pengelolaan air ini merupakan langkah mengurangi banjir," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/31/173350078/masih-ada-kebocoran-fasilitas-penanggulangan-banjir-belum-redam-luapan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke