Salin Artikel

Persiapan Piala Dunia U-20, Stadion Si Jalak Harupat Bakal Direnovasi Sesuai Standar FIFA

Pasalnya, home base Persikab itu akan digunakan untuk perhelatan Piala Dunia U-20.

"Iya penunjang itu sebenarnya dibetulkan untuk Piala Dunia," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung Marlan Nirsyamsu saat dikonfirmasi, Rabu (2/10/2022).

Meski saat ini sebagian venue di SJH digunakan untuk cabang olahraga (Cabor) kegiatan Porprov, Marlan menyebutkan kegiatan itu tidak menganggu proses perbaikan yang tengah dilakukan.

"Apalagi stadion di dalam itu tidak dipakai, jadi tidak mengganggu yang Porprov ini," ujarnya.

Saat ini, Dispora Kabupaten Bandung menunggu kedatangan dari PUTR terkait pergantian rumput di dalam Stadion.

Marlan mengatakan, rumput di SJH masih layak pakai, tapi dikarenakan telah beberapa kali digunakan saat kegiatan PSSI dan pertandingan Persikab, kualitas rumput semakin menurun.

Apalagi, biaya pergantian rumput lebih hemat dibandingkan dengan biaya perawatan rumput yang kerap digunakan.

Awalnya, rumput yang digunakan di SJH berjenis Javanika, nantinya akan menggunakan jenis rumput Matrela.

Kualitas rumput yang baru itu akan langsung diuji oleh delegasi FIFA asal Kanada.

"Jadi yang sekarang itu lebih empuk. Terus ke posisi pemainnya rentan cidera," ungkapnya.


Renovasi yang dilakukan Dispora Kabupaten Bandung terhadap SJH, kata Marlan merupakan rekomendasi dari FIFA, mengingat SJH terdaftar sebagai Stadion yang akan digunakan untuk perhelatan Piala Dunia U-20.

Tak hanya rumput saja, Marlan menuturkan, ada beberapa fasilitas yang juga akan direnovasi sesuai dengan Standarisasi FIFA.

"Itu semua merupakan rekomendasi dan arahan langsung dari FIFA. Beberapa stadion yang lain juga akan dilakukan seperti itu," tuturnya.

Lintasan lari yang terdapat di pinggir lapangan pada umumnya, akan dipagari dengan besi.

Standarisasi FIFA menyebutkan, besi tersebut dipasang agar terbangun pengamanan.

"Enggak banyak tambahan, tapi nanti yang di lintasan lari itu akan dipagari besi. Jadi supaya dipakai ring satu, ring dua, dan lain-lain," ungkapnya.

Kemudian, pagar besi yang berada di bawah tribun penonton, menurut FIFA, harus dibongkar.

"Kemudian pagar yang di dalam dibuang, karena dengan adanya itu hanya bisa menghabiskan kapasitas 50 persen tiket yang terjual. Jadi beberapa area yang menghalangi pandangan penonton, langsung dihilangkan," tambahnya.

Sementara pada Januari 2023, seluruh Stadion akan dicat ulang.

"Jadi renovasi sekarang bukan karena Porporv, tapi buat persiapan Piala Dunia. Soalnya di list (daftar) FIFA itu harus ada klasifikasi nyaman, dengan adanya taman-taman kecil," beber dia.


177 stadion akan diperiksa FIFA

Pemeriksaan tidak hanya di Stadion Si Jalak Harupat saja, Marlan menyebutkan, FIFA telah menyatakan akan memeriksa 117 Stadion.

Namun hanya enam stadion yang menjadi prioritas terkait kesiapan Piala Dunia U-20 nanti.

"Jadi hanya Senayan, Jakabaring, Jalak Harupat, Manahan Solo, Surabaya dan Bali," bebernya.

Selain itu, pemeriksaan stadion juga merupakan instruksi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo.

"Kabarnya ada 117 stadion yang akan diperiksa dan dilakukan pengecekan. Ada Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sekarang yang diprioritaskan itu yang dipakai venue utama piala dunia," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/02/114925378/persiapan-piala-dunia-u-20-stadion-si-jalak-harupat-bakal-direnovasi-sesuai

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com