Salin Artikel

Andalkan Lumbung Padi di Tiap Rumah, Tasikmalaya Surplus 5.300 Ton Beras

Upaya warga demi menguatkan ketahanan pangan setiap keluarganya masih mementingkan stok padi untuk persedian empat bulan saat masa tanam, meski sebagian hasil panennya dijual.

Kebiasaan menyetok padi buat bahan pokok makanan oleh para warga yang sebagian besar tinggal di kampung-kampung terpencil itu merupakan kebiasaan sejak dulu para leluhurnya.

"Kalau ketahanan pangan para warga di wilayah terpencil seperti kami tak perlu dikhawatirkan. Soalnya, hampir sebagian besar warga kami di rumahnya masih memiliki leuit atau semacam lumbung tempat menyimpan padi di setiap rumah warga. Mungkin itu karena sudah kebiasaan sejak zaman dulu dari para leluhur," jelas Kepala Desa Padawaras Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Yayan Siswandi kepada Kompas.com lewat telepon, Kamis (3/11/2022).

Yayan menambahkan, tempat menyimpan padi sebagai stok selama musim panen ke musim panen selanjutnya masih dibudayakan oleh para warganya.

Meski saat panen ada sebagian hasil panen padi dijual untuk diuangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

Namun, kebiasaan menyimpan padi di lumbung setiap rumah disebut wajib karena sudah menjadi tradisi generasi keluarga mereka sebelumnya.

"Kalau para warga kan beranggapan begini, beras atau padi itu harus ada karena buat makan. Beda kalau gak punya uang tapi masih bisa makan kan masih bisa hidup katanya. Jadi tradisi dari leluhur kami masih terus dibudayakan," kata Yayan.

Dengan kebanyakan mata pencaharian warga di desanya sebagai petani, tambah Yayan, tidak sewajarnya jika kesehariannya tidak memiliki stok beras.

Walau ada sebagian hasil panen yang dijual, tapi sebelumnya masih mementingkan stok padi untuk disimpan selama persediaan dari musim panen ke musim panen selanjutnya.

"Sudah biasa. Jadi di saat ada woro-woro pemerintah perkuat ketahanan pangan. Di desa kami sudah terbiasa setiap harinya mempertahankan budaya simpan stok padi usai masa panen. Kuat jadinya," kata dia.


Budaya 'Leuit" jadikan Kabupaten Tasikmalaya surplus beras

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya Nuraedidin mengatakan, salah satu faktor wilayahnya bisa surplus beras tahun ini sampai 5.300 ton karena kebiasaan warga yang masih melestariakan leuit.

"Lumbung atau 'leuit' oleh Pak Bupati Tasikmalaya (Ade Sugianto) selalu menjelaskan dan menyosialisasikan ke masyarakat supaya kita kembali ke zaman dahulu dalam ketahanan pangan seperti nenek moyang mecontohkan," terang Nuraedidin kepada Kompas.com lewat telepon, Kamis sore.

"Antisipasi begitu besar di Kabupaten Tasikmalaya justru juga menekan inflasi daerah kita surplus sebagian besar (komoditi), termasuk beras 5.300 ton tahun ini," sambungnya.

Selain itu, tambah Nuraedidin, Pemkab Tasikmalaya memiliki lahan pertanian yang sudah dilindungi seluas 45.050 hektar tersebar di 39 kecamatan.

Hal itu guna mencegah penyempitan lahan pertanian dari alih fungsi lahan akibat pembangunan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

"Untuk antisipasi alih fungsi (lahan). Bupati Tasikmalaya terus meminta kami membuka lahan baru pertanian di sejumlah wilayah," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/03/162535278/andalkan-lumbung-padi-di-tiap-rumah-tasikmalaya-surplus-5300-ton-beras

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke