Salin Artikel

Tas Mendong Tasikmalaya Paling Diminati Pedagang di Bali, Berbahan Unik dan Kekinian...

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Unang Saepulloh (34), sosok pengusaha muda asal Kampung Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mampu membawa usaha tas rumahannya melewati badai Pandemi Covid-19.

Saat UMKM dan usaha lainnya kehilangan omzet akibat pandemi Covid-19, pemuda ini justru mampu mendapatkan omzet melimpah lewat penjualan online atau e-commerce.

Kini, Unang mampu mengembangkan usahanya dan mampu membangun toko bernuansa modern dua lantai yang megah dan memperkerjakan ratusan warga di kampungnya sendiri.

Jalan kampung Manggungsari, Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya pun menjadi saksi bisu kesuksesan pemuda itu melewati masa sulit pandemi dengan kegigihan membangun usaha rumahannya lewat online shop Kamiya.

Meski toko online shop-nya berada di perkampungan, tapi siapa sangka kalau hasil produksi tas rumahannya sudah beredar di seluruh daerah Indonesia.

"Untuk penjualan hampir ke seluruh Indonesia dengan tas ciri khas berbahan mendong dan bahan kulit sintetis lainnya. Permintaan paling tinggi di Pulau Jawa, Sulawesi, dan partai besar ke Bali," jelas Unang kepada Kompas.com di kantornya, Sabtu (4/11/2022).

Menurutnya, Bali paling besar permintaan tas mendong hasil produksi UMKM-nya selama dua tahun masa Pandemi Covid-19 sampai sekarang.

Biasanya, permintaan jumlah besar kerap dipesan oleh para pedagang di Pulau Dewata tersebut untuk dijual kembali ke pengunjung.

"Katanya bahannya unik, kekinian, dan paling dicari oleh wisatawan asing untuk oleh-oleh ke masing-masing negaranya," kata dia.

Di toko yang baru selesai dibangun di kampungnya tersebut, Unang memiliki karyawan yang mengurus produksi, packing, dan khusus operator berbagai platform media sosial untuk penjualan.

Khusus untuk permintaan dari Bali, lanjut Unang, dirinya mampu mengirim secara berkala dengan permintaan banyak.

Namun, Unang mengaku tak bisa memberikan keterangan jumlah spesifik permintaan pelanggan dengan alasan menjadi rahasia perusahannya.

"Oh kalau itu (jumlah pesanan) malu pak. Itu ada saja partai banyak, sangat banyak ke Bali. Itu permintaan tas khusus berbahan mendong dengan kualitas terbaik. Itu permintaannya sudah berkala. Alhamdulillah," tambah Unang.

Dirinya pun merasa bersyukur dan meminta para pengusaha muda yang merintis bisnis online untuk tak mudah putus asa dan terus berjuang mengembangkan usahanya.

Berbagai rintangan tentunya selalu ada dan hadapi dengan sabar dan tawakal yang nantinya ke depan akan mendapatkan hasil yang diharapkan.

"Kalau rintangan usaha tentu banyak. Semangat dan terus berusaha tanpa pantang menyerah," ungkap dia.

Sebelumnya, pemilik online shop Kamiya, Unang Saepulloh, mengaku usahanya di bidang produksi tas dengan beragam bahan dan model ini belum begitu lama.

Mulanya dirinya memproduksi sendiri berbagai jenis tas dengan memberdayakan sekitar 100 orang perajin yang tersebar di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.

Selain memproduksi berbagai model tas berbahan kulit sintetis, Unang juga memproduksi dan menjual tas berbahan mendong.

Bahan mendong ini, merupakan bahan dasar tikar yang menjadi salah satu kerajinan khas di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.

"Bahan ini selain dibuat tikar, bisa juga dibuat topi, kipas, dan perlengkapan rumah tangga seperti tutup saji. Kami berinovasi membuat tas dari bahan itu, permintaannya lumayan bagus," kata Unang.

Beberapa permasalahan dala usaha tentu akan dijumpai oleh setiap perajin UMKM.

Seperti beberapa bulan terakhir bahan mendong sempat sulit didapat, sementara produksi tas berbahan mendong tak pernah berhenti karena meningkatnya permintaan pasar.

Beruntung ada produsen UMKM penyedia bahan mendong yang bersedia mengirim dari luar kota.

Saat ini, toko online Kamiya milik Unang, melayani penjualan dengan sistem eceran dan partai besar. 

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/05/135349278/tas-mendong-tasikmalaya-paling-diminati-pedagang-di-bali-berbahan-unik-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke