Salin Artikel

Wagub Uu Optimistis 100 Desa Wisata di Jabar Selatan Cepat Populer lewat Pembangunan JTS

Terlebih Pemerintah Pusat sedang menata seluruh aspek pembangunan wilayah itu melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 Tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

Ratusan desa wisata yang terlewati JTS itu saat ini menonjolkan keindahan alam yang tak kalah indahnya dengan Labuan Bajo dan Pantai-pantai di Bali.

"Dengan adanya Perpres khusus tentunya anggaran pembiayaan dari pusat nantinya. Adanya JTS optimistis 100 desa wisata yang potensinya besar dari mulai Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya sampai Pangandaran akan mulai terkenal dalam waktu dekat. Soalnya selama ini akses jalan jadi hambatan," jelas Uu kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Sabtu (5/11/2022).

Uu menambahkan, JTS sendiri saat ini sedang dikerjakan oleh BUMD Provinsi Jawa Barat PT Jasa Sarana.

Feasibility study (FS) jalur ini sudah dilaksanakan sejak 2014 dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) terbit pada 2016.

Desain awal diluncurkan pada 2019, dilanjutkan dengan penyusunan detail engineering design (DED) dan dokumen lingkungan sampai saat ini dalam tahap pra desain.

"Dampaknya akan sangat besar bagi peningkatan masyarakat di Jabar Selatan yang selama ini kesulitan jarak tempuh perjalanan ke wilayah perkotaan. Dengan JTS, semua aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat akan sangat cepat," tambah dia.

Rencananya, lanjut Uu, pembangunan akan terbagi menjadi beberapa sesi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Sesi pertama akan dibangun Jalan Horisontal Tengah Jawa Barat Selatan yakni dari wilayah Lengkong-Sagaranten (23,20 km), kemudian Sagaranten-Tanggeung (37,55 km), disambung Tanggeung-Padasuka/Cipelah (33,79 km), hingga Padasuka/Cipelah-Rancabali (16,84 km) degan total jarak sepanjang 111,38 km.

Sesi selanjutnya, dari kawasan Ciwidey-Pangalengan (22,12 km), lalu Pangalengan-Cikajang (53,48 km), disambung Cikajang-Bantarkalong (68,54 km), kemudian Bantarkalong-Kertahayu (101,48 km), hingga total sepanjang 245,62 km.

"Total keseluruhan Trase JTS sepanjang 357 kilometer mulai dari Sukabumi sampai Pangandaran. Konektivitas akses jalan ini pun nantinya akan tersambung dengan kawasan Jabar Utara," kata Uu.

Selain itu, JTS pun nantinya akan bersamaan dengan pembangunan berbagai sektor teknologi, pertanian, perikanan dan kawasan wisata di sepanjang pesisir Jawa Barat Selatan.

Selama ini pun, selain anggaran Rp 100 Triliun yang disediakan pusat lewat Perpres tersebut, juga sudah banyak investor dalam dan luar Negeri yang siap berinvestasi di kawasan Jabar Selatan.

"Terbayang kan nanti masyarakatnya akan terbantu peningkatan ekonominya secara drastis. Investor sudah mulai berdatangan bukan hanya dari dalam Negeri saja, tapi dari luar pun sudah banyak," ujar Uu.

Meski demikian, lanjut Uu, Pemprov Jabar lewat Perpres sesuai usulan pemerintah daerah itu akan memperkuat sektor ketahanan pangan masyarakat.

Salah satunya selain pembangunan sektor industri, teknologi dan wisata, pembukaan lahan pertanian sebagai kawasan agrobisnis pun akan dilakukan bersamaan.

"Jadi pembangunannya bukan hanya pembangunan modernisasi saja, tapi pembangunan agrobisnis pun akan dilakukan bersamaan. Titik-titik kawasan berbagai sektor di tiap daerah mulai Sukabumi sampai Pangandaran sudah diajukan dan sedang proses validasi Kemenko Marvest saat ini," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/06/092800278/wagub-uu-optimistis-100-desa-wisata-di-jabar-selatan-cepat-populer-lewat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com