Salin Artikel

Sekolah Alam Gaharu Digembok karena Sengketa Lahan, Bupati Bandung Minta KBM Tetap Berlangsung

BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Bandung Dada Supriatna angkat bicara soal Sekolah Alam Gaharu di Kampung Balesarakan, Jalan Endung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang digembok secara paksa akibat sengeketa lahan.

Dadang mengaku telah mengintruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) serta Kementrian Agama (Kemenang) Kabupaten Bandung untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan seperti semula.

Dadang mengatakan, sekolah alam Gaharu yang digembok merupakan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau jenjang dasar setara sekolah dasar (SD) pada pendidikan formal di Indonesia dan tsanawiyah atau setara sekolah menengah pertama (SMP) yang pengelolaannya dilakukan Kemenag.

"Tadi saya langsung komunikasikan dengan Kemenag. Pada dasarnya saya mendapatkan informasi bahwa lahan tersebut sudah ada putusan kasasi yang dimenangkan oleh Pak Haji Jujun, kalau nggak salah. Karena si LSM Cakra ini adalah kuasa dari pemilik yang sedang bersengketa," ujarnya, Minggu (6/10/2022).

Kendati LSM tersebut telah menjadi kuasa dari yang bersengketa, Dadang mengatakan tidak dibenarkan adanya penggembokan yang membuat aktivitas KBM terhambat.

Selain menganggu aktivitas KBM, tindakan penguasaan lahan secara sepihak itu, kata dia, merupakan tindakan atau upaya melawan hukum.

"Pada dasarnya kalau sudah ada keputusan secara inkrah, saya kira tidak masalah. Itu kan ada dari pengadilan dan termasuk pak kapolres juga, pak dandim, dan instansi terkait ikut melaksanakan eksekusi," terang dia.

Bupati berharap kedua pihak yang sedang bersengketa tersebut melakukan kompromi.

Ia berjanji Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung akan mendorong adanya upaya mediasi dari kedua pihak.

"Saya sudah berkoordinasi dengan pak kapolres kemarin, bahwa pak kapolres mengambil langkah memang ini wewenangnya ada masuk pidana atau lainnya. Saya kira pemerintah daerah cukup mendorong yang mana berharap adanya kompromi," sambungnya.

Tak hanya itu, Bupati Bandung berharap kegiatan sekolah di Sekolah Alam Gaharu tetap berlangsung.

"Saya ingin bahwa anak-anak yang ada di sana jangan sampai terganggu. Tentunya untuk urusan persekolahan, saya minta untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tidak ada alasan untuk berhenti sekolah," tuturnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/06/165232678/sekolah-alam-gaharu-digembok-karena-sengketa-lahan-bupati-bandung-minta-kbm

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com