Salin Artikel

Banjir di Cianjur, Belasan Hektare Padi Terancam Gagal Tanam, Petani Rugi Puluhan Juta Rupiah

CIANJUR, KOMPAS.com – Bencana banjir di wilayah Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merendam areal pesawahan.

Akibatnya, belasan hektar tanaman padi terancam gagal tanam.

Kepala UPTD Pelayanan Pertanian Cijati Kunkun Kurnia mengatakan, areal pesawahan yang terdampak banyak yang baru masa tanam.

“Bahkan ada beberapa (padi) yang masih di bawah usia satu bulan, sehingga itu bisa gagal tanam,” kata Kunkun saat dihubungi Kompas.com via telepon seluler, Rabu (9/11/2022).

Disebutkan, luasan sawah yang terendam banjir berada di beberapa lokasi, dan pihaknya saat ini masih terus melakukan asessment.

“Informasi yang baru terdata, 10 hektar yang terdampak Sungai Cibuni itu ya, dan ada 5 hektar di lokasi lain,” ujar dia.

Kunkun mengatakan, areal pesawahan terendam banjir akibat aliran sungai meluap dipicu hujan deras yang turun sepanjang petang, kemarin.  

“Kita terus berkoordinasi dengan para pihak untuk penanganan pasca banjir ini. Kemungkinan besar luasannya (sawah terendamnya) ini bertambah,” ujar Kunkun. 

Petani merugi

 

Kunkun menyebutkan, akibat bencana ini petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

“Taksiran kerugiannya bisa bertambah, karena kami hingga sekarang masih terus asesmen kaitan luasan yang terdampak,” kata Kunkun.

Disebutkan, areal pesawahan yang terdampak seluas 15 hektare, berada di dua lokasi berbeda.

“Dari luasan itu ada 7 hektare sawah yang kondisinya rusak, dan dipastikan gagal tanam,” ujar dia.

“Beberapa sawah lainnya terancam (gagal tanam) karena memang banyak yang baru tanam, ya,” Kunkun menambahkan.

Kunkun mengemukakan, tengah melakukan pendataan petani terdampak kaitan rencana distribusi bantuan beras CPPD atau cadangan pangan pemerintah daerah.

“Ini juga sedang diusahakan ada bantuan benih pengganti untuk petani yang terdampak,” ujar Kunkun.

Sebelumnya, jembatan yang membentang di atas Sungai Cibuni, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ambruk diterjang banjir.

Korban jiwa nihil dalam peristiwa tersebut. Namun warga setempat tak lagi mengakses jembatan yang menghubungkan dua perkampungan di Desa Neglasari, Kadupandak itu.

Selain merusak akses penghubung, luapan arus sungai juga merendam areal pesawahan dan perkebunan milik warga.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/09/110820678/banjir-di-cianjur-belasan-hektare-padi-terancam-gagal-tanam-petani-rugi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com