Salin Artikel

Menilik Ketahanan Pangan Kota Tasikmalaya, 200 Hektar Sawah Kini Panen 4 Kali Setahun

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kota Tasikmalaya memiliki sumber ketahanan masyarakat unggulan, yakni padi. Setidaknya, 200 hektar sawah di Kota Tasikmalaya kini panen 4 kali dalam setahun.  

Pola tanam 4 kali panen di lahan sawah sempit wilayah perkotaan ini mampu menambah produksi pangan sampai maksimal 50 persen dalam setahunnya.

Bahkan, Kementerian Pertanian RI saat berkunjung ke Kota Tasikmalaya sempat kaget dengan wilayah perkotaan masih memiliki lahan sawah seluas 3.800 hektar yang masih aktif.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Adang Mulyana mengatakan, dari 3.800 hektar sawah, 200 ha di antaranya berhasil tanam 4 kali.

"Itu jadi unggulan produksi pangan di Kota Tasikmalaya, karena hasil produksinya jadi bertambah sampai 50 persenan," jelas Adang kepada Kompas.com di Kantor Samsat Kota Tasikmalaya, Rabu (9/11/2022).

Adang menambahkan, selama ini suplai di pemukiman warga masih sebagian besar mengandalkan beras dari hasil panen sawahnya.

Masyarakat Kota Tasikmalaya tak mengandalkan beras Bulog selama ini seperti di wilayah perkotaan lainnya di Indonesia.

"Seperti sekarang ada pasar murah untuk ketahanan pangan di Samsat Kota Tasikmalaya ini, semua yang dijual mulai beras, ikan, dan sayuran lainnya itu semua berasal dari hasil tani masyarakat Kota Tasikmalaya. Bukan dari Bulog, kita tak mengandalkan di Bulog," tambah Adang.

Selain itu, Pemkot Tasikmalaya sedang menyusun Peraturan Daerah (Perda) tentang LP2B atau Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Perda itu nantinya akan melindungi lahan sawah yang potensial supaya tak beralih fungsi mejadi pemukiman atau lainnya.

"Mudah-mudahan Perda LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan) yang disusun oleh Pemkot Tasikmalaya ini akan selesai di akhir tahun (2022). Sehingga meskipun kota (daerah) kota lahan pertanian (sawah) tetap abadi dan dilindungi," kata Adang.

Adang menyebut, selama ini jumlah permintaan pangan di pasaran tentunya lebih besar dari hasil pertanian di Kota Tasikmalaya.

Soalnya, Kota Tasikmalaya memiliki Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, yang selama ini memenuhi kebutuhan masyarakat se-wilayah Priangan Timur, Jawa Barat.

"Kalau berbicara permintaan pasar, tentunya jumlahnya lebih besar daripada hasil pertanian," tutur Adang.

"Ini bicara permintaan pasar ya. Karena apa, karena Kota Tasikmalaya memiliki Pasar Induk (Cikurubuk). Jadi kalau bicara pasar permintaannya bukan warga Kota Tasikmalaya saja, tapi mulai Ciamis, Garut, Banjar, Kabupaten Tasikmalaya sampai Pangandaran belanjanya ke Pasar Induk di Kota Tasikmalaya," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Forum Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kota Tasikmalaya, Mumu Nuryaman, mengaku Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya selama ini terus mendorong motivasi dan berbagai bantuan peningkatan produksi tani ke 655 kelompok tani dan lainnya.

Seperti 200 lahan hektar sawah yang berhasil panen 4 kali dalam setahun merupakan program berkelanjutan yang terus ditingkatkan.

"Lahan 200 hektar sawah di Kota Tasikmalaya yang sudah berhasil panen 4 kali ini, tentunya ke depan akan semakin bertambah dan target semua lahan pertanian sawah di sini (Kota Tasikmalaya) sudah bisa panen 4 kali semuanya," ungkap Mumu. 

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/10/084903678/menilik-ketahanan-pangan-kota-tasikmalaya-200-hektar-sawah-kini-panen-4-kali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke