Salin Artikel

Alasan Binaragawati Tak Melawan Saat Ditendang "Driver" Ojol: Saya Melatih Otot Bukan untuk Kriminal

BANDUNG, KOMPAS.com - Binaragawati Anoy Roz memilih tidak melawan saat ditendang driver ojek online. Padahal, sebagai atlet, ia memiliki kemampuan untuk melawan.

"Saya melatih otot bukan untuk kriminal, tapi untuk prestasi," ujar Anoy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Selain atlet binaraga, Anoy memiliki dasar bela diri Tarung Derajat. Karena itu, ia tahu kekuatan fisik yang dimilikinya.

"Saya enggak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena saya tahu kekuatan saya," ucap dia.

Namun, saat kejadian, ada profesionalisme dan attitude yang harus dijaga. Hingga akhirnya ia hanya menangkis ketika driver ojol itu memukul pipi kirinya.

Dalam pikirannya saat itu, ia adalah seorang atlet dan juri. Bila ia hanya mengikuti emosi, orang nanti akan beranggapan dirinya tidak punya attitude, tidak punya etika.

Untuk itu, ia memberikan perlawanan dalam bentuk yang lain. Ia melaporkan driver ojol tersebut ke polisi.

Langkah ini diambil untuk memberikan efek jera agar kejadian serupa tidak menimpa penumpang lain, serta membuat ojol lebih ramah kepada penumpang dan bekerja lebih baik lagi.

"Kalau (driver ojol) minta maaf, silakan, tapi hukum tetap berjalan," ucap dia.

Sebelumnya, Anoy Roz melaporkan penganiayaan yang menimpa dirinya ke Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung.

Kuasa hukum korban, Ucok Rolando P Tamba, mengatakan, dugaan penganiayaan itu terjadi pada 1 November 2022. Saat itu korban hendak pergi dari Bandung Electronic Center (BEC) ke Metro Indah Mall (MIM) di Jalan Soekarno-Hatta.

Korban kemudian memesan ojol dan sempat memberitahukan lokasi serta pakaian yang dikenakan korban untuk memudahkan pengendara ojol melakukan penjemputan.

"Oknum ojol tersebut kemudian setelah menerima informasi dari Ibu Anoy mengatakan, 'Pak, saya menggunakan jaket abu, legging merah, duduk di depan parkir motor BEC seberang JCo," kata Ucok ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (10/11/2022).

Selang 15 menit, pengendara ojol tak kunjung tiba, korban kemudian kembali menghubungi pengendara. Pengendara itu mengaku sudah tiga kali berkeliling di sekitar titik penjemputan, tetapi tak kunjung menemukan korban.

"Korban menyampaikan, 'Pak, masih lama?' kemudian oleh oknum ojol membalas, 'Sudah 3 kali keliling, tetapi tidak menemukan', kemudian dijawab masa tidak menemukan alamat ini, kan sudah jelas, sudah terkenal," kata Ucok.

Korban kemudian meminta izin oknum driver itu untuk membatalkan pesanannya dan disetujui. Karena tak memahami cara membatalkan pesanan, korban meminta bantuan petugas keamanan di BEC.

"Klien kami mengatakan, memohon izin buat cancel, saya cancel aja. Kemudian oknum Grab, ya udah cancel aja. Nah, ter-cancel," kata Ucok.

Lewat aplikasi, korban kembali memesan pengendara ojek lainnya. Tak lama pengendara yang dipesan pun datang. Namun, ketika hendak naik sepeda motor, pengendara ojol pertama yang pesanannya telah dicancel datang dan menegur korban.

"Kemudian oknum bilang, 'Saya driver yang tadi mbak cancel, kemudian korban menanggapi, 'Lah, kan sudah saya cancel'," ucapnya.

Korban sempat menawarkan ganti biaya pemesanan kepada pelaku, tetapi niatan tersebut direspons dengan amarah dan kata-kata ancaman.

Korban kemudian turun dari motor untuk berbicara dengan pelaku. Namun, korban malah mendapatkan pukulan pelaku ke muka kirinya.

Tak hanya itu, pelaku juga menendang korban dan mengenai rusuk kirinya hingga korban terdorong beberapa meter ke tengah jalan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/12/061500478/alasan-binaragawati-tak-melawan-saat-ditendang-driver-ojol-saya-melatih-otot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke