Salin Artikel

Sejarah Gereja Katedral Santo Petrus Bandung

KOMPAS.com - Gereja Katedral Bandung atau Gereja Katedral Santo Petrus adalah sebuah gereja Katolik yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat.

Lokasi Gereja Katedral Bandung berada di Jalan Merdeka No.14, Kota Bandung.

Gereja Katedral Bandung mudah dikenali dengan atap tinggi menjulang dan bangunan yang dan bergaya arsitektur neo-Gothic.

Bangunan gereja yang memiliki arsitektur khas ini ternyata menyimpan sejarah perkembangan umat Katolik dan Keuskupan di Kota Kembang sejak zaman Belanda.

Sejarah Gereja Katedral Bandung

Dilansir dari laman Komsos Katedral Santo Petrus Bandung, sejarah Gereja Katedral Bandung bermula pada tahun 1878 saat itu Bandung masih menjadi ibukota Karesidenan Priangan.

Saat itu Bandung belum memiliki pelayanan umat Katolik, sehingga pastor didatangkan dari Cirebon yang berada di bawah Vikariat Apostolik Batavia.

Kemudian pada tahun 1884, gereja pertama di Bandung dibangun dengan ukuran hanya 8 x 21 meter persegi yang dilengkapi sebuah pastoran di Schoolweg (sekarang menjadi Jalan Merdeka).

Gereja tersebut diberi nama St. Franciscus Regis dan diberkati oleh Mgr. W. Staal pada tanggal 16 Juni 1895.

Gereja St. Franciscus Regis ini dulu dibangun berdekatan dengan gudang kopi milik Pemerintah Kolonial Belanda.

Selanjutnya, Bandung memperoleh status Gemeente (setingkat kotamadya) pada tanggal 1 April 1906, sehingga berhak menyelenggarakan pengelolaan kota sendiri dan mulai berbenah.

Selain membangun permukiman kota untuk warga Belanda dan pembangunan kawasan pusat pemerintahan kotamadya (civic centre), didirikan pula berbagai bangunan publik di sekitar balai kota termasuk gereja.

Pada tanggal 13 Februari 1907, pemerintah kembali mengeluarkan keputusan untuk memisahkan Priangan, termasuk Kota Bandung, secara
administratif dari Distrik Cirebon.

Kota Bandung kemudian ditetapkan sebagai sebuah stasi baru di Jawa Barat yang dipimpin Pastor J. Timmers dari Cirebon.

Seiring berjalannya waktu, Gereja St. Franciscus Regis tidak lagi bisa menampung banyaknya jemaat sehingga perlu diperluas.

Setelah melalui beberapa alternatif, akhirnya ditentukan lokasi baru Gereja St. Franciscus Regis akan menempati sebuah lahan bekas peternakan di sebelah timur bangunan di Merpikaweg (sekarang menjadi Jalan Merdeka).

Gereja baru tersebut kemudian didesain oleh arsitek C.P. Wolff Schoemaker, seorang arsitek berkebangsaan Belanda.

Pembangunan gedung gereja baru kemudian dimulai pada tahun 1921 dan selesai pada awal tahun 1922.

Pada 19 Februari 1922, gereja yang baru itu diberkati oleh Mgr. Luypen pada dan dipersembahkan kepada Santo Petrus, yang merupakan nama permandian dari Pastor P.J.W.Muller, SJ.

Pada hari itu juga, Mgr. Luypen meresmikan & memberkati Pastoran Santo Petrus, yang saat itu termasuk Vikariat Batavia.

Sejak saat itu bangunan gereja yang baru dikenal dengan nama Gereja Katedral Santo Petrus atau kini disebut sebagai Gereja Katedral Bandung.

Adapun bangunan Gereja St. Franciscus Regis dijadikan gedung Perkumpulan Sosial Katolik pada tahun 1895. Saat ini, bangunan tersebut menjadi bagian dari gedung Bank Indonesia.

Sumber:
katedralbandung.org  
infopublik.id  

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/14/224143878/sejarah-gereja-katedral-santo-petrus-bandung

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke