Salin Artikel

Lokasi Penemuan Jasad 2 Pengendara Motor di Bandung Kurang Penerangan Jalan, Warga: Agak Rawan

KOMPAS.com - Dani (42), terkejut kala melihat sosok laki-laki tergeletak di sisi Jalan Sudirman, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), sekitar pukul 04.00 WIB.

Awalnya dia menduga, jasad pengendara motor itu merupakan korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas).

"Yang saya tahu, saya mau buka warung sekitar jam 04.00 WIB, melihat ada orang berbaring, saya simpulkan kecelakaan saja," kata Dani, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (16/11/2022).

Dia pun mengaku hanya melihat satu jasad yang terbaring di pinggir jalan itu, hingga polisi datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menyatakan terdapat dua jasad pengendara motor di lokasi tersebut.

"Iya (ada dua). Ada warga lain pas (korban) pertama ditemukan," ujar Dani.

Saksi lihat luka tusuk

Sementara itu, saksi lainnya, Atep (41), warga Cibeureum, Kota Cimahi, Jabar, mengaku melihat luka tusuk di tubuh korban.

"Kejadiannya pukul 03.30 WIB, kalau pastinya saya kurang tahu. Saya ke luar rumah pukul 04.30 WIB, sudah ramai," jelasnya.

Dia mengungkapkan, hanya sempat melihat satu korban yang masih terkapar di sisi jalan, sedangkan seorang korban lainnya telah dievakuasi oleh petugas dengan mobil ambulance.

"Saya lihat ada satu korban masih tergeletak, satu lagi sudah masuk mobil ambulance. Iya, kondisinya sudah meninggal," ucap Atep.

Kondisi jalan kurang pencahayaan

Dani menerangkan, kondisi Jalan Sudirman, tepatnya di batas Kota Bandung dengan Kota Cimahi memang kekurangan penerangan jalan umum (PJU).

Dia mengatakan, sejumlah JPU di area Jalan Sudirman telah lama mati sehingga jalanan tersebut cukup gelap.

"Situasi lampu sudah lama tidak terang (menyala), jadi gelap," papar Dani.

Oleh sebab itu, Dani pun menyebut bahwa lokasi penemuan jasad dua orang pengendara motor itu memang cukup rawan kecelakaan dan tindak kriminal.

"Tidak sering juga (kecelakaan dan aksi kejahatan). Kalau disebut rawan, ya agak rawan," tandasnya.

Sebelumnya, dua pengendara motor ditemukan tewas di pinggir Jalan Sudirman, Kota Bandung, tepatnya di perbatasan Kota Bandung dengan Kota Cimahi, Jawa Barat (Jabar), Rabu (16/11/2022) sekitar pukul 03.30 WIB.

Dua jasad yang ditemukan dalam kondisi masih mengenakan helm itu diduga merupakan korban pembegalan.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandung, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rose pun telah membenarkan adanya penemuan dua jasad pengendara motor berjenis kelamin laki-laki itu.

"Benar. Pukul 05.00 WIB Inafis melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)," kata Rose, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (16/11/2022).

Rose mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan bahwa kedua orang itu memang benar korban pembegalan.

Meski begitu, dia menjelaskan, kepolisian kini tengah menyelidiki identitas pelaku pembunuhan kedua korban.

"Dugaan masih dalam proses penyelidikan. Saat ini masih penyelidikan," ujar Rose.

Penemuan dua jasad pengendara motor di Kota Bandung ini direkam dan videonya beredar di media sosial.

Video berdurasi 1 menit 6 detik itu menunjukkan dua pengendara motor tergeletak tak bernyawa di sisi Jalan Sudirman.

Terdengar ucapan perekam video yang menduga kedua jasad pengendara motor itu merupakan korban pembegalan.

"Pembegalan di daerah Cibeureum dekat bunderan batas kota, kejadian barusan pukul 03.30 WIB," ucap perekam video tersebut.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/16/163412378/lokasi-penemuan-jasad-2-pengendara-motor-di-bandung-kurang-penerangan-jalan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com