Salin Artikel

Mayat Bayi Mengambang di Sungai Irigasi Tasikmalaya, Kondisi Sudah Bengkak

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sesosok mayat bayi ditemukan mengambang di Sungai Dalemsumba saluran irigasi pesawahan Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (17/11/2022) pagi. 

Bayi diduga baru lahir dengan bagian pahanya hancur dan sudah membengkak akibat terendam air dengan posisi tertelungkup.

Mulanya warga mengira mayat bayi itu boneka mengambang karena tak ada sehelai pun pakaian di tubuh mayat bayi tersebut.

"Awalnya dapat informasi dari anak saya katanya ramai di sungai tengah sawah banyak orang berkumpul. Katanya ada mayat bayi, lalu langsung menghubungi polisi," jelas Syamsudin (60), warga di dekat lokasi kejadian kepada wartawan, Kamis siang.

Warga yang kali pertama menemukan mayat itu, lanjut Syamsudin, mengira mayat bayi itu adalah mainan anak plastik yang mengambang.

Sampai akhirnya dicek langsung ke sungai dan ternyata mayat bayi yang belum diketahui jenis kelaminnya karena bagian pahanya rusak.

"Iya pas dilihat awalnya seperti boneka tapi itu jasad bayi saat didekati," tambahnya.

Tak lama kemudian, petugas Polsek Cibeureum dan Tim Inafis Polresta Tasikmalaya bersama BPBD Kota Tasikmalaya langsung mendatangi lokasi dan mengevakuasi jenazah bayi tersebut.

Mayat langsung dibawa ke Ruang Kamar Mayat RSUD Soekardjo Tasikmalaya untuk divisum dan diperiksa awal oleh Tim Inafis dan tenaga medis.

"Betul, awalnya menerima laporan dari warga Singkup, Purbaratu, ada temuan mayat bayi. Kalau jenis kelaminnya belum diketahui karena bagian pahanya rusak," tutur Perwira Pengawas (Pawas) Polresta Tasikmalaya, Inspektur Dua Yudi, kepada wartawan di lokasi kejadian, Kamis siang.

Kini, kasus temu mayat bayi ini masih diselidiki Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Tasikmalaya lebih lanjut.

Kondisi mayat diperkirakan lebih dari satu hari karena kondisinya mulai rusak dan sebagian tubuhnya mulai membusuk.

"Kami koordinasi dulu dengan tim kesehatan dan Satreskrim soal sudah berapa lama jasad bayi itu. Tapi kondisi mayat sudah mulai membusuk. Saat ini jasad dibawa ke RSUD Soekardjo (Tasikmalaya) dan kasusnya masih diselidiki," pungkasnya. 

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/17/125723878/mayat-bayi-mengambang-di-sungai-irigasi-tasikmalaya-kondisi-sudah-bengkak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com