Salin Artikel

Menilik Proyek Infrastruktur Nasional dalam Konektivitas Karawang

KARAWANG, KOMPAS.com - Konektivitas di Karawang diklaim bakal berdampak pada pesatnya pergerakan orang dan barang, juga mengerek perekonomian.

Konektivitas Karawang yang berada di timur Ibu Kota Jakarta didukung adanya proyek strategis nasional (PSN), khususnya infrastruktur.

Sekretaris Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang, Asep Hajar menyebut, pembangunan infrastruktur strategis nasional sangat berpengaruh pada konektivitas atau akses dari dan menuju Karawang.

Infrastruktur yang mendukung konektivitas tranportasi orang dan barang di Karawang yakni jalan tol Jakarta-Cikampek, jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated yang akses turunnya ada di Karawang, jalan tol Jakarta-Cikampek II (Jatiasih-Sadang), dan jalan tol lingkar luar II Sentul-Karawang Barat yang dalam proses konsesi.

Sedangkan akses kereta yakni Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat, Stasiun Karawang, dan Stasiun Cikampek.

Selain jalur tol, Karawang juga dilalui jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang dari perbatasan Kabupaten Bekasi hingga Kabupaten Subang.

"Karawang dilalui banyak proyek strategis nasional yang mendukung konektivitas atau akses dari dan menuju Karawang. Juga akses menuju Ibu Kota Jakarta," kata Asep, Rabu (15/11/2022).

Proyek infrastruktur strategis nasional ditengarai berpengaruh terhadap perekonomian di sekitarnya. Karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang bersiap.

Misalnya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait perihal pembangunan pada transit oriented development (TOD) Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Desa Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, dan sekitarnya.

Asep ingin pembangunan TOD Kereta Cepat Jakarta-Bandung berimplikasi terhadap ekonomi warga sekitarnya. Selain dari sisi tenaga kerja, ia berharap ada keterlibatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kami ingin UMKM terlibat. Jadi ada space untuk UMKM nantinya. Dan tentu saja kami berharap adanya Stasiun Kereta Cepat, TOD, ekonomi masyarakat di sekitarnya ikut tumbuh," kata Asep.

Perubahan RTRW

Pemkab Karawang diketahui juga tengah menggodok perubahan tata ruang tata wilayah (RTRW) di sekitar TOD Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dalam rancangan Perda RTRW Karawang 2022-2042 itu, juga direncanakan pembangunan jalan lingkar luar timur dan barat.

Jalur lingkar luar timur Karawang bakal menghubungkan wilayah Warung Bambu, Pinyungan hingga terhubung Kawasan Industri Surya Cipta dan Karawang Mitra Industri (KIM) di Kecamatan Ciampel.

Adapun jalan lingkar luar Barat dari Kilometer 42 Jakarta-Cikampek hingga akses menuju TOD Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Tujuannya untuk memecah simpul-simpul kemacetan baik di wilayah timur dan barat. Misalnya Exit Tol Karawang Barat," kata Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang, Puguh Tri Hutomo, dalam sosialisasi dan konsultasi publik Ranperda RTRW Karawang 2022-2042 di Hotel Aksaya beberapa waktu lalu.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar, Bambang Pramono mengatakan, dengan adanya pengembangan infrastruktur, konektivitas menjadi semakin baik dengan terhubungnya simpul-simpul transportasi yang ada di Jawa Barat.

Ia menyebut, pengembangan infrastruktur konektivitas tersebut tidak hanya memperlancar arus barang, namun juga memudahkan mobilitas masyarakat.

"Namun demikian, masih diperlukan integrasi antar moda transportasi di Jawa Barat dalam rangka efisiensi tranportasi dan logistik sehingga mendukung perekonomian yang lebih baik," kata Bambang melalui pesan singkat.

Menurut Bambang, pembangunan PSN di Jabar, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur konektivitas sangat mendukung kegiatan ekonomi di Jabar.

Diketahui, Jabar merupakan salah satu wilayah yang memiliki infrastruktur lengkap, baik dari kawasan industri, jalan tol, pelabuhan dan kereta api sehingga menambah daya tarik bagi investor.

Namun, pengembangan infrastruktur tersebut tidak hanya di Karawang, tapi juga di Bekasi, Purwakarta, dan Kawasan Rebana.

Kawasan Rebana meliputi Kabupaten Subang, Indramayu, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.

Selain itu, pengembangan infrastruktur juga dilakukan di Jabar Selatan terutama infrastruktur pertanian dan maritim untuk mendukung ketahanan pangan.

"Hal ini juga menjadi daya tarik bagi investor sejalan dengan concern global saat ini terkait ketahanan pangan dan renewable energy," ujar Bambang.

Investasi Karawang

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang, Eka Sanatha mengakui proyek infrastruktur strategis internasional sangat mendukung konektivitas Karawang bagi pergerakan orang dan barang.

"Karawang itu strategis ya, kovektivitasnya bagus. Berjarak 70 kilometer dari Pelabuhan Tanjungpriuk dan 70 kilometer dari Pelabuhan Patimban. Lalu berjarak 90 kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta dan 122 kilometer dari Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati," kata Eka di Kantor DPMPTSP Karawang.

Konektivitas Karawang yang memadai itu, menjadi daya tarik investasi di Karawang. Buktinya, Karawang mencatatkan realisasi terbanyak kedua di Jawa Barat, setelah Kabupaten Bekasi.

Karenanya, meski kawasan industri mulai tumbuh di sejumlah wilayah, Eka meyakini Karawang masih jadi incaran investasi.

Bahkan pada triwulan ketiga 2022, realisasi investasi di Karawang ranking satu di Jawa Barat, menyalip Kabupaten Bekasi.

Rinciannya Kabupaten Karawang sebesar Rp 10, 4 triliun, disusul Kabupaten Bekasi sebesar Rp 7,85 triliun, Kabupaten Bogor Rp 4,92 triliun, Kota Bekasi Rp 4,3 triliun, dan Kabupaten Sukabumi Rp 3,58 triliun.

"Realisasi di triwulan ketiga kita (Karawang) menyalip Kabupaten Bekasi. Namun jika diakumulasi sepanjang 2022, Karawang masih di urutan kedua setelah Kabupaten Bekasi," kata Eka.

Realisasi tersebut didominasi dari industri mobil listrik yang jika ditotal dengan industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain sebesar Rp 2,003 triliun. Disusul industri kertas dan percetakan senilai Rp 1,96 triliun.

Adapun realisasi investasi sepanjang Januari hingga September 2022 sejumlah Rp 25,31 triliun.

Rinciannya Rp 19,16 triliun untuk penanaman modal asing (PMA) dan Rp 6,15 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Eka mengungkapkan, realisasi investasi di Karawang cenderung naik. Pada 2013 realisasinya sebesar Rp 41,07 triliun. Saat itu Karawang berada di ranking pertama realisasi investasi di Jawa Barat.

Namun pada 2014 dan 2015, realisasi investasi berada di sekitar Rp 25 triliun. Pada 2016 sebesar Rp 27,3 triliun dan 2017 sebesar Rp 28,99 triliun. Sejak saat itu Karawang berada di urutan kedua realisasi investasi di Jawa Barat.

Kemudian pada 2019 investasi di Karawang mengalami kenaikan menjadi Rp 24,29 triliun.

Namun pada 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, terjadi penurunan sebesar 31,12 persen dibanding 2019 menjadi Rp 16,73 triliun.

Pada 2021, realisasi investasi kembali meningkat sebesar 59,17 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 26,63 triliun. Hal ini terjadi seiring ekonomi pulih pascapandemi Covid-19.

Adapun tahun 2022, realisasi investasi pada semester pertama mencapai Rp 15,27 triliun atau 57,34 persen dari capaian 2021.

"Atau realisasi investasi telah mencapai 51,16 persen dari target yang ditentukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 29,85 triliun," tambah Eka.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/18/053300078/menilik-proyek-infrastruktur-nasional-dalam-konektivitas-karawang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke