Salin Artikel

"Anak Saya Trauma, di Bawah Reruntuhan Pegang Tangan Temannya yang Meninggal"

Mudi dan keluarganya tinggal di Kampung Burangkeng, Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Cianjur.

Kecamatan Cugenang jadi lokasi terparah akibat gempa itu. Banyak bangunan di kampungnya porak-poranda akibat guncangan gempa.

Mudi bercerita, pada Senin (21/11/2022) siang hari, ia yang sedang bekerja di Bekasi mendapat telepon dari adiknya, Yusuf (32). Sebelumnya, ia juga sempat merasakan gempa tersebut.

Yusuf mengabarkan bahwa anak Mudi, Emrifal Muhammad (8), tertimpa bangunan saat sedang sekolah agama di Madrasah Tarbiyatusshibyan.

Yusuf juga menceritakan saat kejadian yang membuat seluruh warga kampungnya panik berlarian.

Kala itu, ia sedang ada keperluan di kampung tetangga. Ketika gempa berlangsung ia lari menuju area terbuka.

"Saya langsung kepikiran anak kakak saya. Saya langsung lari menuju sekolahnya. Sampai di lokasi, saya lihat bangunan sudah ambruk," tutur Yusuf.

"Alhamdulillah Rifal ketemu dalam posisi sujud tertimbun bangunan di lantai satu. Ibu Rifal juga kena, tapi di lantai dua," kata Yusuf.

Saat ditemukan, kata Yusuf, Rifal mengalami luka di bagian wajah. Ia bergegas mencari pertolongan medis untuk Rifal.

Yusuf menuturkan, saat kejadian ia menyaksikan banyak siswa madrasah yang tertimbun. Banyak pula yang akhirnya dinyatakan meninggal.

"Saat kejadian, yang saya tahu ada dua anak meninggal," ucapnya.

Mudi mengatakan, setelah sempat dirawat di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Rifal dirujuk ke RSHS Bandung pada Selasa (22/11/2022).

Mudi merasakan rasa trauma mendalam yang dialami anaknya. Apalagi, kata Mudi, Rifal bercerita sempat memegang tangan temannya di bawah reruntuhan bangunan.

"Anak saya trauma, di bawah reruntuhan bangunan pegang tangan temannya yang meninggal," ucap Mudi sambil menitikan air mata.

"Dia bilang, ayah aku megangin tangan temen aku, udan gak bergerak. Kemarin baru dapat kabar bahwa anak itu meninggal," tutur Mudi.

Setelah kejadian itu, kata Mudi, Rifal sering terbangun dan mengigau.

"Anak lagi tidur nyenyak kebangun lalu manggil ibunya, bu tolong bu tolong. Istri saya juga trauma," ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/23/134057478/anak-saya-trauma-di-bawah-reruntuhan-pegang-tangan-temannya-yang-meninggal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com