Salin Artikel

3 Faktor Penyebab Gempa Cianjur Picu Banyak Kerusakan dan Korban Jiwa Menurut BMKG

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut tiga penyebab gempa berkekuatan magnitudo 5, 6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB, menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan yang masif.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, ketiga faktor itu adalah gempa dangkal, lokasi permukiman, dan struktur bangunan.

Gempa dangkal

Daryono mengatakan, gempa yang terjadi di Cianjur memiliki karakteristik shallow crustal earthquake atau jenis tektonik sangat dangkal.

"Jadi memang energinya itu, dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah, masih kuat," kata Daryono, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (23/11/2022).

Lokasi permukiman

Daryono menambahkan, faktor selanjutnya yang membuat banyaknya korban meninggal dunia dan luka-luka serta kerusakan yang masif adalah lokasi permukiman.

Menurutnya, ada banyak permukiman di lokasi terdampak gempa yang terletak pada tanah lunak dan perbukitan.

"Gempa itu sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tapi bangunan yang tidak standar aman gempa yang kemudian roboh menimpa penghuninya itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dan luka," tandasnya.

Struktur bangunan

Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa struktur bangunan yang berada di lokasi terdampak tidak memiliki kualitas tahan gempa.

"Mayoritas bangunan yang terdampak dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa yang menggunakan besi tulangan dengan semen standar," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Selasa (22/11/2022).

"Akibatnya, bangunan tersebut tidak mampu menahan guncangan gempa," imbuhnya.

Dia menekankan, banyaknya korban jiwa dan luka-luka bukan disebabkan secara langsung oleh guncangan gempa.

"Karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempa bumi," ucap Dwikorita.

Jumlah korban gempa Cianjur

Korban meninggal dunia dalam bencana gempa yang melanda Cianjur, Jabar, masih bertambah.

Berdasarkan catatan terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (23/11/2022) pukul 17.00 WIB, korban meninggal dunia bertambah menjadi 271 orang.

Selain itu, Kepala BNPB, Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Suharyanto mengatakan, 40 orang warga dilaporkan masih belum ditemukan hingga saat ini.

Dia merinci, 39 orang warga yang masih hilang itu berada di Kecamatan Cugenang, sedangkan seorang lainnya di Kecamatan Warung Kondang.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/23/182714478/3-faktor-penyebab-gempa-cianjur-picu-banyak-kerusakan-dan-korban-jiwa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com