Salin Artikel

Dedi Mulyadi Hibur 2 Suami yang Istrinya Tewas Mengenaskan karena Gempa Cianjur

KOMPAS.com - Anggota Dewan Pimpinan Rakyat (DPR), Dedi Mulyadi, menyalurkan bantuan pada korban gempa di Desa Mekarwangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar).

Pada kesempatan tersebut, warga pengungsi mengungkapkan bahwa terdapat dua orang ibu dan seorang bayi yang menjadi korban tewas tertimpa reruntuhan akibat gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022).

Tak lama berselang, Dedi bertemu dengan Abdullah, suami dari salah satu ibu yang tewas dalam kejadian tersebut.

Abdullah menceritakan, istrinya tewas tertimpa reruntuhan rumah saat sedang menyiapkan makanan di dapur.

"Istri baru jemur padi terus masak di dapur, meninggal waktu lagi masak. Saya waktu kejadian sedang bekerja di luar," kata Abdullah kepada Dedi, dilansir dari saluran YouTube Dedi Mulyadi dan telah dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com kepada mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Di tengah perbincangan keduanya, anak bungsu Abdullah yang kini masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD) datang menghampiri.

"Kamu yang sabar ya, doain mamanya," ujar Dedi dengan berkaca-kaca kepada anak Abdullah.

Saat ini Abdullah dan kelima anaknya mengungsi di rumah saudaranya yang dinilai lebih aman, sedangkan jasad istrinya kini telah dimakamkan.

Selain Abdullah, Dedi pun berjumpa dengan Zaenudin, suami yang istrinya tewas bersama anak bayinya saat sedang menyusui.

Menurut Zaenudin, istrinya sedang bersama ketiga anaknya ketika tertimpa reruntuhan rumah akibat gempa Cianjur.

"Anak pertama dan yang kedua selamat, istri dan bayi yang sedang disusui meninggal. Waktu kejadian, saya sedang tidak di rumah, kerja," tutur Zaenudin.

Dalam obrolan itu terungkap bahwa Abdullah dan Zaenudin ternyata merupakan saudara sepupu.

Mendengar hal itu, Dedi tak kuasa menahan tangis, dia pun langsung memeluk anak-anak korban.

"Mudah-mudahan musibah cepat berakhir, tidak ada gempa lagi, rumah bisa dibangun lagi, tapi kalau nyawa tidak bisa dikembalikan lagi," ucap Dedi.

"Kita doakan yang sudah meninggalkan kita ini diterima keimanan dan keislamannya, diterangi di alam kubur, diampuni dosanya, anak-anak yang ditinggalkannya disolehkan," imbuhnya.

Dedi pun memberikan sejumlah bantuan kepada keluarga tersebut untuk keperluan sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak-anaknya.

Keesokan harinya, Dedi Mulyadi mengundang mereka ke rumahnya di Lembur Pakuan, Subang, untuk makan bersama.

"Kedua anak ini kehilangan ibunya. Saya menghiburnya agar tidak larut dalam trauma yang dialaminya, sambil mempersiapkan masa depannya," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/27/183332478/dedi-mulyadi-hibur-2-suami-yang-istrinya-tewas-mengenaskan-karena-gempa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com