Salin Artikel

Saat Solihin Peluk Erat Ibunya yang Berusia 106 Tahun, Selamat dari Gempa Cianjur

 

Saat gempa mengguncang pada Senin (21/11/2022), Solihin tengah tinggal di rumah ibunya di Kampung Kuta Kulon, Desa Mangunkerta.

Ketika itu, dirinya sedang mandi untuk melaksanakan ibadah salat dzuhur di rumah ibunya.

Namun, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 itu mengguncang sehingga dirinya langsung bergegas mencari sang ibu.

Menangis cari sang ibu

Dia pun sempat menangis dan berteriak memanggil ibunya.

"Waktu kejadian saya sampai menangis pas nyari ibu enggak ada, saya teriak 'Emak, kemana emak' enggak ada jawaban," kata dia dikutip dari Tribunnews.com, Senin.

Lantaran pencarian di sekitar rumahnya tidak membuahkan hasil, akhirnya Solihin memutuskan untuk mencari ke perkampungan.

Saat itu sang ibu ternyata tengah menghadiri sebuah acara tujuh harian tetangganya yang sudah meninggal dunia.

"Jadi saat itu di kampung saya ada yang meninggal dunia, kalau 7 harian kan biasanya budayanya di sini ada yang ngasih ke rumah yang berduka. Ternyata saat itu lagi disitu," ungkap dia.

Betapa beruntung Solihin kembali melihat sang ibu dan langsung memeluk erat sambil tak berhenti mengucapkan kata syukur.

"Pas saya cari ibu keluar, pas banget ketemu sama ibu, makannya sampai peluk Alhamdulillah ibaratnya Alhamdulillah kita masih selamat gitu," ujar dia.

Setelah kejadian itu, ibunya dalam kondisi sehat dan tinggal di sebuah pengungsian.

Istri dan anak tertimbun longsor

Kendati demikian, Solihin harus kehilangan istri dan anaknya yang tertimbun longsor saat gempa.

Bahkan, hingga kini dia masih terus mencari keberadaan istrinya, Aminah.

Dia telah berupaya mendatangi lokasi longsoran tanah di desanya setiap hari.

Selain istri, anak dan dua keponakannya juga tertimbun tanah longsor.

Namun, hanya istrinya saja yang masih belum diketemukan.

"Sekarang masih nunggu istri aja belum ketemu, mudah-mudahan ada ketemu hari ini lah," kata dia.

Solihin meninggalkan anak dan istrinya saat dirinya mengunjungi ibunya di desa yang tidak jauh dari Desa Cijedil.

Keterbatasan komunikasi saat itu membuat dirinya kehilangan kontak dengan istri dan anaknya.

Dia baru mendapat kabar jika keduanya tertimbun dari anaknya yang paling besar jam 23.00 WIB.

"Saya tau dapat informasi dari anak yang paling besar, 'Pak katanya mamah sama si Hendi (anak kedua) tertimbun'," ucap dia.

Tak ada firasat

Tak ada firasat sedikitpun dari benak Solihin harus kehilangan istri dan anaknya tersebut.

"Waktu Minggu itu kita lagi kumpul keluarga hari Minggunya, ya anak pada pulang, saya juga pulang ke rumah tau tau spt itu Seninnya," jelas dia.

Hanya saja, sang istri sempat memberi pertanda sebelum akhirnya hilang diduga tertimbun dan belum ditemukan.

"Ada ngomong sama adiknya, katanya ngeliat orang orang dikampung sudah enggak seneng, saya teh udah bosen di dunia ini, katanya gitu bilang sama adeknya," ungkap dia.

"Adiknya bilang teteh jangan bilang seperti itu, saya dikasih tau 'A katanya si teteh itu gini gini ngomongnya, katanya di dunia ini udah enggak betah'," tutur dia.

Dia mengaku trauma setelah musibah gempa memporak-porandakan rumah warga hingga memakan korban jiwa.

Pemerintah diharapkan bisa memberikan bantuan secara merata kepada seluruh warga Cianjur yang terdampak gempa.

"Kita mau pindah aja dari desa (Cijedil) ini, soalnya kita udah trauma, enggak bakal tinggal disini lagi, walaupun enggak satu kampung lagi kasih aja, dibangun rumah aja," jelas dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Wanita Berumur 106 Tahun Selamat dari Gempa Cianjur

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/29/175854878/saat-solihin-peluk-erat-ibunya-yang-berusia-106-tahun-selamat-dari-gempa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke