Salin Artikel

Mengenal Rampak Gendang: Pengertian, Kostum, dan Cara Memainkan

KOMPAS.com - Rampak gendang berasal dari Jawa Barat

Rampak gendang merupakan kesenian tradisional permainan gendang yang dilakukan secara bersama-sama.

Belakangan ini dalam sebuah pertunjukkan, rampak gendang dikolaborasikan dengan kesenian lain, seperti tari Jaipong atau pengiring lagu pop.

Berikut ini adalah pengertian, cara memainkan, jumlah pemain, dan kostum

Rampak Gendang

Pengertian Rampak Gendang

Kata rampak yang melekat pada nama kesenian tradisional ini berasal dari bahasa Sunda yang maknanya bersama-sama. Sedangkan, gendang adalah alat musik tradisional.

Rampak gendang merupakan pertunjukkan gendang yang dimainkan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih.

Kesenian rampak gendang merupakan seni baru yang lahir di Jawa Barat hampir bersamaan dengan seni Jaipong.

Gendang atau kendang merupakan alat musik utama dalam pertunjukkan kesenian tradisional ini. Gendang berfungsi sebagai pengatur irama.

Alat musik lainnya dalam pertunjukkan rampak gendang adalah gitar, rebab, dan alat gamelan lainnya. Alat musik tersebut dipadukan menghasilkan irama yang energik dan bersemangat.

Cara Memainkan Rampak Gendang

Rampak gendang dimainkan dengan gendang yang jumlahnya banyak namun bunyi pukulannya hampir sama. Berbeda dengan gendang penca yang bunyi tidak sama.

Namun, gendang penca merupakan inspirasi rampak gendang, termasuk dengan pukulan tepak kendang Jaipong dari Karawang yang dijadikan tabuhan pokok rampak gendang.

Biasanya, rampak gendang dimainkan dalam sebuah resepsi yang dilakukan di dalam gedung maupun panggung khusus.

Setiap pemain akan memainkan gendang indung (besar) dan dua buah kulanter (gendang kecil).

Para pemain gendang duduk dibelakang gendangnya masing-masing dengan posisi duduk diatur sedemikian rupa supaya terlihat oleh penonton.

Gamelan beserta pengrawitnya (pemain gamelan) berada di belakang atau disamping gendang.

Dengan aba-aba gending, para pemain gendang mulai beraksi.

Mereka membunyikan gendang secara berbarengan dengan komposisi lagu tabuhan secara berbarengan yang diselingi dengan gerakan tangan, kepala, dan badan secara berbarengan ataupun bergantian.

Terkadang pagelaran, rampak gendang ini diselingi dengan teriakan bersama atau diam serentak secara bersama.

Rampak kendang dimainkan selama kurang lebih tiga sampai sepuluh menit.

Jumlah Pemain Rampak Gendang

Rampak gendang merupakan seni pertunjukan yang melibatkan banyak pemain. Para pemain rampak gendang terdiri dari:

Pemain gendang

Jumlah pemain gendang dalam sebuah pagelaran paling sedikit sebanyak lima orang, bahkan terkadang dapat mencapai 100 orang.

Pengrawit

Dalam seni rampak gendang dilengkapi oleh pengrawit, yakni para pemain gending berlaras salendro.

Para pengrawit ini terdiri dari pemain rincik, boning, saron I, saron II, peking, kenong, demung, gong, dan rebab.

Kostum Rampak Gendang

Biasanya, semua pemain rampak gendang menggunakan pakaian khusus, sedangkan untuk pengrawit menggunakan pakaian tradisional Sunda, yaitu takwa, udeng (ikat kepala), dan sinjang.

Pemain rampak gendang menggunakan pakaian khusus yang motif dari daerah Sunda berwarna menarik dan seragam.

Sumber:

www.its.ac.id

lises.unpad.ac.id

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/29/201404378/mengenal-rampak-gendang-pengertian-kostum-dan-cara-memainkan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com