Salin Artikel

Pencarian Korban Gempa Cianjur Diperpanjang, Masih Ada 12 Warga yang Hilang

KOMPAS.com - Pencarian korban hilang akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat, diperpanjang hingga Sabtu (3/12/2022).

Pencarian korban hilang itu dilakukan oleh Satgas Gabungan Penanganan Gempa Bumi Magnitudo 5,6.

Hal itu disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman. Herman mengatakan, penambahan waktu pencarian korban hilang itu menyusul masih adanya 12 warga yang belum ditemukan pasca-longor akibat gempa magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu itu.

Data itu berdasarkan laporan dan Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas).

"Hari ini ditemukan lagi satu jenazah sehingga jumlah sementara korban meninggal ada 328 jiwa," kata Herman dilansir dari Kompas.com, Sabtu (30/11/2022).

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bandung Jumaril menjelaskan, pihaknya memperluas operasi pencarian di tiga titik lokasi, yakni Warung Sate Sinta, Kampung Cicedil RT 003 dan Kampung Cicadas.

Jumaril mengatakan, pihaknya membuka kembali lokasi pencarian di Warung Sate karena berdasarkan asesmen ada dua warga Desa Mangunkerta yang hilang dan diduga berada di lokasi tersebut.

"Bahkan satu KTP korban sudah kita temukan di sana," ujar Jumaril dilansir Kompas.com, Rabu malam.

Ia menyebutkan, pihaknya menerjunkan alat berat dan alkon serta melibatkan anjing pelacak untuk membantu tim mendeteksi keberadaan korban.

Sempat terjunkan drone

Sementara itu, perusahaan berbasis Agri-tech, Aria turut membantu proses evakuasi korban gempa dengan menurunkan 2 Jenis drone.

Drone jenis pertama adalah pesawat tanpa awak berkamera thermal untuk membantu tim evakuasi gempa Cianjur menemukan potensi korban di bawah puing.

Kemudian drone jenis kedua atau drone mapping membantu melakukan pemetaan jalur evakuasi.

Drone mapping berfungsi untuk melakukan pemetaan sebagai langkah awal melihat seluruh topografi area yang terdampak bencana termasuk tingkat elevasi kontur.

Sementara drone thermal dipasangi fitur kamera thermal yang berfungsi untuk mendeteksi suhu suatu objek

“Kami membantu tim evakuasi gempa Cianjur dengan memberikan rekomendasi jalur evakuasi, mencari korban, dan membantu para stakeholder terdampak untuk mengidentifikasi dampak gempa," kata Gusti Raganata, Head of Government Relation, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (1/12/2022).

Gusti mengatakan, hasil dari pemetaan drone mapping juga dijadikan sebagai acuan untuk jenis kendaraan yang dapat masuk ke area terdampak dan mampu menganalisa jalur pencarian, serta evakuasi secara cepat.

"Untuk drone berkamera thermal dapat merekam dan mendeteksi pergerakan dan keberadaan korban terutama apabila berada di bawah puing sehingga proses pencarian menjadi efektif,” ujarnya. 

Selain memberikan bantuan layanan drone, lanjut Gusti, pihaknya turut membantu korban di pengungsian dengan mengirimkan sejumlah sembako dan selimut untuk menunjang kebutuhan primer para pengungsi bencana.

“Pencarian dan bantuan pengoperasian drone kami lakukan seharian. Semoga dengan bantuan yang kami berikan dapat bermanfaat untuk proses evakuasi dan keberlangsungan hidup para pengungsi di Cianjur,” kata Gusti. (Sebagian dilansir dari Kompas.com/ Penulis: Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman | Editor: Gloria Steyvani Putri)

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/01/115823478/pencarian-korban-gempa-cianjur-diperpanjang-masih-ada-12-warga-yang-hilang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke