Salin Artikel

Jalan Alternatif Garut-Cicalengka Rusak Parah, Warga Sebut Banyak Kecelakaan

BANDUNG, KOMPAS.com - Warga Kampung Cidegdeg, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengeluhkan jalan yang rusak dan berlubang.

Pantauan Kompas.com di lokasi, jalan yang kerap dijadikan jalur alternatif saat mudik lebaran itu terlihat hancur. Material bebatuan, serta tanah menambah buruk jalan penghubung Cicalengka-Garut tersebut.

Selain itu, terdapat juga beberapa batang pohon berukuran besar yang tumbang dan berserakan di pinggir jalan.

Tak hanya rusak dan berlubang, lumpur serta kubangan pun terdapat di beberapa titik, terutama di bagian jembatan.

Sebagian jalan yang berlubang ditutup warga menggunakan pasir agar bisa dilalui kendaraan. Namun saat hujan turun, pasir itu menjadi lumpur.

Akibatnya, tak sedikit kendaraan yang kesulitan untuk melalui jembatan itu. Hal ini terlihat dari banyaknya bekas ban motor dan mobil yang terjebak.

Warga setempat bernama Muhamad Yakub (40) mengatakan, sudah dua tahun jalan tersebut dibiarkan rusak.

"Jalan ini tuh dulu rusak parah, kemudian dibetulkan tahun 2018, tapi ternyata cuma bertahan dua tahun (2020). Sampai sekarang kondisinya masih kaya gini (rusak dan tak diperbaiki)," katanya ditemui, Jumat (2/12/2022).

Pria yang akrab disapa Kukuh ini mengungkapkan, material bekas pembangunan jalan memperparah kondisi di sepanjang jalan. Bebatuan, sisa tanah, dan semen yang mengeras tidak dibersihkan oleh pengembang pembangunan jalan.

Jalan alternatif Cicalengka menuju Garut ini diperkirakan mencapai 10 kilometer. Sementara jalan rusak dan berlubang total sekitar dua km, di mana tempatnya berbeda.

"Dari jembatan ke lokasi jalan yang turun ini, (jalan rusak) udah kurang lebih 200 meter. Yang di atas juga kurang lebih 200 meter. Kalau yang di atas itu rusak berbatu dan ada lumpurnya, sisanya dari bawa banyak sekali yang berlubang, kalau ditotalkan ya 2 kilometer mengalami rusak," ungkapnya.

Selain rusak, sepanjang jalan tersebut tidak dilengkapi penerangan jalan umum (PJU). Hal ini memicu banyak kecelakaan di kawasan tersebut. Dalam satu bulan terakhir, sudah ada empat kendaraan mengalami kecelakaan.

Andini (30), warga Cicalengka yang pernah mengalami kecelakaan karena jalan berlubang di kawasan itu mengatakan, kendaraannya pernah dua kali terjebak lubang saat melintasi jalan tersebut.

"Waktu itu pake mobil pernah beberapa hari sebelum lebaran, ban mobilnya masuk ke lumpur, jadi harus minta bantuan," kata dia.

Andini mengatakan, kejadian kedua baru semalam ia alami. Motor yang dikendarainya terpeleset dan akhirnya jatuh tepat di jalan yang mengalami penurunan.

"Jatuh, motor saya rusak, semalem banget pasa mau ke sini. Jadi kan di sini mah gelap gak ada penerangan, kabut juga, jalan rusak ya pasti berbahaya," tambahnya.

Kendati begitu, belum ada tindakan dari pemerintah terdekat atau pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung terkait jalan tersebut.

Kukuh berharap, baik jalan yang berlubang, rusak dan berlumpur tersebut segera diperbaiki, serta pengembang yang mendapatkan proyek pembangunan jalan agar bertanggung jawab terhadap material sisa yang ditinggalkan.

Tanggapan pemerintah

Sementara Camat Cikancung Ajat mengatakan, pihaknya belum mensurvei jalan rusak dan berlubang di Desa Mandalasari tersebut.

"Maaf saya belum survei, kan sebagian sudah dicor," katanya kepada Kompas.com melalui pesan singkat.

Namun, pihaknya tidak menjelaskan detail terkait kerusakan jalan tersebut, ia hanya membenarkan bahwa jalan tersebut merupakan jalan Desa Mandalasari

"Itu jalan Desa, kalau jelasnya coba tanya ke kadesnya," tambah dia.

Terkait jalan rusak dan berlubang di Desa Mandalasari tersebut Kompas.com berupaya menghubungi Dinas terkait untuk mengkonfirmasi hal itu. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada satu pun pihak yang bersedia dikonfirmasi.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/02/180735478/jalan-alternatif-garut-cicalengka-rusak-parah-warga-sebut-banyak-kecelakaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke