Salin Artikel

Kisah Warga Bandung, 10 Tahun Langganan Terkena Banjir, Tak Miliki Lagi Kursi hingga Lemari karena Rusak Terendam

BANDUNG, KOMPAS.com - Komplek Griya Bandung Indah (GBI) Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kembali dilanda banjir akibat luapan Sungai Cipeso dan Sungai Cidurian.

Kedua Sungai tersebut, kembali meluap lantaran hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Bandung Raya, selama beberapa hari.

Pantauan Kompas.com, banjir tersebut melanda Komplek GBI, bangunan Sekolah Dasar (SD). Bahkan, murid-murid yang bersekolah diliburkan sementara, lantaran beberapa kelas terendam banjir.

Elok (48), salah seorang warga mengatakan, banjir yang melanda Komplek GBI terjadi sejak kemarin. Ada beberapa RW yang terendam banjir. 

"Kalau banjir yang hari ini terjadi, itu sudah dari kemarin, tapi kalau bertanya sejak kapan banjir di sini, mungkin sudah lebih dari 10 tahun lalu," katanya ditemui, Jumat (2/12/2022).

Ketinggian air yang merendam Komplek GBI, memiliki ketinggian yang berbeda-beda.

Ia mengatakan, di jalanan Komplek ketinggian air bisa mencapai 70 sentimeter atau lebih.

"Sekarang kan banyak jalan yang ditinggikan, tapi tetap saja. Kadang kalau parah ya masuk ke rumah, di luar ya segitu kurang lebih 70 sentimeter," jelasnya.

Saat pertama kali pindah ke Komplek GBI, rumahnya tidak pernah terkena banjir. Namun beberapa tahun terakhir, warga harus berdamai dengan kondisi banjir.

"Dulu pertama kali pindah gak pernah banjir, sekarang mah sudah masuk rumah, jadi kalau rumah gak ditinggikan udah pasti masuk air," tambah dia.

Ia mengatakan selalu was-was ketika musim hujan sudah datang sepert sekarang.

Pasalnya, ia dan warga sekitar cukup kerepotan. Selain harus membereskan barang-barang di dalam rumah, lantaran khawatir air masuk rumah, warga juga terganggu aktivitasnya.

Meski sudah tersedia pompa penyedot air, ketika hujan deras datang dan volume air Sungai Cidurian dan Sungai Cipeso besar, pompa tak cukup kuat untuk menangani banjir tersebut.

"Sebetulnya itu pompa lumayan, cuma tadi kata Pak RT bingung membuang air kemana, karena volume air-nya banyak, dan bingung harus membuang kemana, di sungainya juga udah meluap," tambahnya.

Hal serupa juga dialami Riana (46), warga RT 5 RW 10. Ia mengungkapkan permasalahan banjir di Komplek GBI ada pada gorong-gorong.

Menurutnya, banyak gorong-gorong yang sudah tak berfungsi dengan baik di Komplek tersebut. Selain itu, aliran Sungai Cipeso yang mengarah ke Cidurian pun mulai menyempit.

"Permasalahannya ada di gorong-gorong kita banyak yang gak jalan. Ada penanganan tapi air gak bisa diselesaikan," tuturnya.

Riana menyampaikan, wilayah yang terdampak banjir luapan Sungai Cipeso dan Sungai Cidurian yakni RW 10 dan RW 12.

"Kebanyakan yang terdampak RW 10 dan RW 12, yang paling parah RT 05 RW 10," imbuh dia.

Selain itu, Riana mengatakan, banjir menghambat aktivitas warga dan perekonomian.

"Kalau musim hujan gini khawatir air bisa tinggi lagi, setiap hujan pasti was-was, saya sudah gak punya kursi, lemari, kasur udah dibuang, karena rusak. Di dalam rumah ini sudah selutut, sangat kesulitan karena WC sudah gak bisa dipakai," ungkapnya.

Jika pompa aktif, banjir tersebut akan surut selama satu hari. Namun, jika memiliki hambatan, banjir baru surut selama 4 hari.

"Kalau di sedot bisa sampai sehari, kalau gak bisa sampai empat hari," ungkapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/02/212002278/kisah-warga-bandung-10-tahun-langganan-terkena-banjir-tak-miliki-lagi-kursi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke