Salin Artikel

Terungkap Tempat Pembuatan Video 'Ratu Adil dan Imam Mahdi' di Jonggol Bogor

KARAWANG, KOMPAS.com - Polisi mengungkap tempat pembuatan video pria dan wanita yang mengaku Ratu Adil dan Imam Mahdi di Kampung Cibokor, RT 002, RW 010, Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengungkapkan, setelah dilakukan penelusuran oleh anggotanya, video pembuatan video yang viral di media sosial bukan di Karawang.

"Lokasi pembuatan video di Jonggol," kata Kapolres Karawang, Senin (5/12/2022).

Aldi pun menunjukkan beberapa bagian depan rumah yang disebut lokasi pembuatan video. Ia juga memperlihatkan kesamaan foto dengan video.

Di antaranya warna bilik, jendela, goresan hitam pada bawah bagian kiri jendela, dan alur retakan pada tembok di bawah jendela.

Kasat Intel Polres Karawang, AKP Agustinus Manurung mengatakan, karena pembuatan video viral lansia yang mengaku Ratu Adil dan Imam Mahdi di wilayah Jonggol, Bogor, penanganan kasus tersebut diserahkan kepada Polres Bogor.

"Kita serahkan kasus ke Polres Bogor karena TKP dan jemaahnya juga warga Jonggol," kata Agustinus.

Pihak kepolisian Polres Karawang, kata Agustinus Manurung, telah melakukan koordinasi dengan Polres Bogor dalam pelimpahan penanganan kasus video viral itu.

Diberitakan sebelumnya, video pria dan wanita mengaku sebagai Ratu Adil dan Imam Mahdi viral di media sosial.

Pada dinding dalam video tersebut terdapat tulisan Kerajaan Ratu Adil Imam Mahdi Republik Kutatandingan Dunia-Jawa Barat.

Pada video itu terlihat seorang wanita setengah baya mengenakan baju kuning kerudung pink dan pria tua mengenakan batik dan peci hitam.

Satu wanita lainnya berdiri di belakang keduanya dengan membawa bendera putih kuning dengan logo di tengah.

Dalam video pertama berdurasi satu menit, wanita tua itu dengan lantang mengatakan sebagai Ratu Adil atau Ratu Sunda yang sudah turun di wilayah Kutatandingan Karawang.

“Saya memberitahukan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat, khususnya Indonesia umumnya dunia, bahwa Ratu Adil Imam Mahdi Ratu Sunda sudah ada turun di Kutatandingan Karawang,” kata wanita itu didampingi seorang wanita dan lelaki tua berkopiah duduk di sampingnya.

“Sekarang bencana-bencana makin merajalela dan yang membikin bencana di dunia adalah Imam Mahdi,” tutur wanita dalam video tersebut.

Dalam celotehannya, wanita tua itu mengatakan, yang bisa mengamankan dunia adalah Imam Mahdi.

“Percaya sukur tidak percaya dunia akan hancur, bahwa Imam Mahdi sudah tiba di Karawang, Kutatandingan,” katanya.

Sementara video kedua berdurasi 54 detik. Dalam video tersebut, pria tua itu mengungkapkan bahwa Imam Mahdi sudah ada di Karawang.

"Imam Mahdi sudah tiba di Kutatandingan, Karawang, Jawa Barat, Republik Indonesia. Kini Imam Mahdi yang sanggup mengamankan bencana dan segalanya," ucapnya.

"Kalau tiba ada di Kutatandingan terima kasih, kami Soekarno-Hatta akan kembali lagi akan jadi raja di akhir zaman, sekian terima kasih," tutupnya.

Selain Tiktok, tiga video tersebut juga diunggah oleh akun Youtube Rahasia Ilahi pada 28 November 2022. Pada video ketiga perempuan pembawa bendera duduk di tengah dan terdapat judul Wajib Didengar Ini !!! Lantunan Pangeling-eling.

Akun youtube tersebut mencantumkan alamat, nomor yang bisa dihubungi, dan Parosid Cikeruh Tengah.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/06/093530878/terungkap-tempat-pembuatan-video-ratu-adil-dan-imam-mahdi-di-jonggol-bogor

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com