Salin Artikel

Sempat Terjerat Perangkap Babi, Seekor Macan Tutul Jawa Dilepas di TWA Kamojang

Hewan dilindungi itu dilepas ke Taman Wisata Alam (TWA) Kamojang, Jawa Barat, setelah menjalani perawatan di Taman Satwa Cikembulan, Kadungora.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Irawan Asaad mengungkapkan, pada 22 November 2022,  mendapat laporan dari masyarakat adanya macan tutul yang terjerat jebakan babi hutan yang dipasang pemburu di kawasan hutan lindung di Kamojang.

Saat itu juga, petugas BBKSDA Jabar bersama tim medis dari Taman Satwa Cikembulan turun ke lapangan mengevakuasi.

“Alhamdulillah, hari ini kita melepasliarkan satu ekor macan tutul jawa bernama Purbaya, jantan usia 6-7 tahun, sangat sehat, atletis dan agresif,” jelas Irawan setelah pelepasliaran.

Menurut Irawan, proses evakuasi macan tutul ini, bukanlah perkara mudah, karena kondisi medan dan juga cuaca hujan.

Namun, petugas BBKSDA Jabar bersama tim medis dari Taman Satwa Cikembulan, berhasil mengevakuasi macan tutul tersebut dan langsung ditempatkan di Taman Satwa Cikembulan untuk menjalani perawatan.

‘Itu sore hari (maghrib), hujan, bisa dibayangkan kondisi seperti itu, teman-teman dari BKSDA dan taman satwa turun ke lapangan,” katanya.

Sebelum dilepasliarkan, menurut Irawan, macan tutul tersebut dipantau kondisi kesehatannya oleh tim medis di Taman Satwa Cikembulan, hingga kemudian tim medis menilai kondisi satwa siap untuk dilepasliarkan.

Setelah Purbaya dinyatakan sehat, maka pihaknya langsung melakukan rapid assessment untuk mencari lokasi pelepasliaran, hingga ditemukan lokasi pelepasliaran saat ini yang jaraknya tidak jauh dari lokasi macan tutul tersebut terjerat jebakan babi.


Irawan memastikan, petugasnya bersama tim ahli akan melakukan monitoring seusai pelepasliaran, hal ini penting dilakukan untuk mengetahui pergerakan macan tersebut dan juga untuk mengetahui berapa jumlah macan tutul yang ada di kawasan TWA Kamojang dan sekitarnya.

“Tahun 2018 ada kajian survey ada tiga ekor, satu jantan dua betina, setelah melihat pola bintik macan tutul ini, ternyata berbeda dengan yang lalu, jadi ada anakan disini, ini jadi kebahagiaan kita, ternyata (macan tutul) bisa berkembang bisa hidup dan berkembang biak,” katanya.

Di tempat yang sama, Manajer operasional Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin mengungkapkan, meski Taman Satwa Cikembulan terbilang lembaga konservasi kecil, tapi  komitmen untuk ikut menjaga keberadaan satwa-satwa liar di habitatnya.

Karenanya, begitu BBKSDA Jawa Barat meminta bantuan evakuasi hingga merawat macan tutul yang terjerat jebakan babi, pihaknya langsung bergerak.

Rudy menuturkan, selama dua minggu berada di Taman Satwa Cikembulan, macan tutul tersebut difokuskan menjalani rehabilitasi, karenanya tidak banyak orang yang bisa bersentuhan langsung dengan macan tutul tersebut.

Rudy menegaskan, Taman Satwa Cikembulan sebagai lembaga konservasi, selama ini menjadi benteng terakhir dan rumah bagi satwa-satwa liar yang habitatnya terdesak.

Pihaknya pun terus berkomitmen bersama BBKSDA Jabar untuk terus melakukan upaya-upaya konservasi lingkungan, khususnya satwa dilindungi.

“Kita komitmen akan membantu semua upaya konservasi, termasuk penyelamatan satwa-satwa dilindungi,” tegasnya.

Manager HSSE PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Hendrik Kurniawan Sinaga, menyambut baik pelepasliaran macan tutul jawa yang sebelumnya terjerat tali seling jerat babi hutan yang dipasang pemburu di kawasan hutan lindung, tidak jauh dari fasilitas milik PGE di Area Kamojang

PGE sendiri, menurutnya selama ini rutin melakukan pemantauan kondisi lingkungan di sekitar area operasi, termasuk flora dan fauna.

Bahkan, saat petugas melakukan patrol di lapangan, tak jarang menerima laporan ada macan tutul yang berkeliaran di kawasan operasi.

“Ini hal yang baik bagi kita, karena seiring dengan komitmen perusahaan kami, PGE harus inline dengan alam,” katanya.

Hendrik mengklaim, meski kurang lebih 35 tahun sudah PGE beroperasi di kawasan Kamojang, kondisi lingkungan masih terjaga dengan baik, salah satu indikatornya adalah keberadaan macan tutul ini yang dari hasil survey pada 2018, dinyatakan ada tiga ekor macan tutul.

“Kami hadir sebagai bagian dari pemerintah untuk bersinergi dan berkolaborasi menjaga kelestarian lingkungan,” katanya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/07/181042378/sempat-terjerat-perangkap-babi-seekor-macan-tutul-jawa-dilepas-di-twa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke