Salin Artikel

Kisah Bocah Disabilitas Sempat Nabung untuk Beli Tangan Palsu: Saya Ingin Bantu Mama...

BANDUNG, KOMPAS.com - Meisya Widia (9 tahun) tersenyum lebar. Ia menjawab dengan tegas ketika ditanya apa cita-citanya.

"Saya ingin jadi ustadzah," ujar bocah yang kerap disapa Meimei ini di Masjid Salman ITB, Selasa (13/12/2022).

Meimei merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat. Pada Agustus 2020, ia jatuh dari ketinggian satu meter dengan posisi tangan kiri melipat menahan tubuhnya.

Saat itu, ia tengah mengantar ibunya ke warung dekat rumahnya. Meimei dan orangtuanya tidak menyangka, kejadian tersebut membuat Meimei kehilangan tangan kirinya.

Dalam keterbatasannya ia bermimpi mendapatkan tangan palsu. Untuk mewujudkan mimpinya ia sempat menabung. Tabungan yang baru terkumpul berjumlah Rp 1 juta. Masih jauh dari harga tangan palsu. 

Orang yang mengetahui kisah Meimei pun langsung memberikan bantuan tangan palsu estetik.

Kebahagiaan Meimei dan orangtuanya bertambah ketika ada link yang disebar untuk mendapatkan tangan palsu prostetik dari Rumah Amal Salman dan Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN.

Tangan palsu prostetik ini berbeda dengan yang estetik. Tangan palsu prostetik bisa digerakkan sehingga bisa membantu produktivitas.

Mendapatkan tangan palsu tersebut, Meimei mengungkapkan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah, saya ingin bantu mama. Biar bisa belajar, mengaji, dan main sama teman," ungkap putri dari M Darin tersebut.

Hal serupa disampaian Dimas Chandra Priatama (22), penerima bantuan kaki palsu. Ia akan menggunakan kaki palsu tersebut untuk menunjang kegiatannya sebagai mahasiswa, pekerja, dan salah satu keinginnya menjadi atlet.

Chandra menjelaskan awal mula ia mengalami kecelakaan hingga kehilangan salah satu kakinya.

Saat itu, ketika dia duduk di kelas 2, ia naik ke tembok belakang rumahnya yang sudah rapuh. Tembok tersebut ambruk dan menimpa sebelah kakinya.

Agar tidak diamputasi, ia diobati secara tradisional dan dibawa ke bengkel tulang. Namun kakinya tak kunjung membaik, malah jadi membusuk.

"Tahun 2017 saya memutuskan untuk amputasi karena 2 tahun di rumah ga bisa kemana-mana malah membuat saya terpuruk," ungkap Chandra.

Beres amputasi, ia bertemu dengan beberapa orang teman disabilitas. Mereka main ke rumahnya untuk memberi dukungan, semangat, agar cepat bangkit dan tidak malu.

Ia lalu aktif di organisasi dan mengikuti ujian paket C. Lulus paket C ia kuliah di STIE YPN Karawang. Saat ini ia baru semester awal.

"Tahun kemarin dapat peluang kerja dari Dinas Sosial. Sekarang bekerja di bagian gudang JNE Karawang. Karena sudah kerja, biaya kuliah saya bayar sendiri," ungkap Chandra.

Kaki palsu tersebut akan membantu dirinya lebih produktif.

Irfanul Arifin, Manager of Scholarship & Education Empowerment YBM BRILiaN menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 30,7 persen penyandang disabilitas di Indonesia tidak tamat sekolah sampai tingkat pendidikan menengah.

Karena itu pihaknya bersemangat atas kolaborasi dengan Rumah Amal Salman tersebut. Kaki dan tangan palsu tersebut akan membantu penerima manfaat bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus merasa terbatas.

Direktur Rumah Amal Salman, Agis Nurholis mengatakan, pihaknya berperan sebagai penghubung antara inovator, mitra, dan penerima manfaat.

Untuk kegiatan kali ini penerima manfaatnya sebanyak 8 orang.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/13/194539378/kisah-bocah-disabilitas-sempat-nabung-untuk-beli-tangan-palsu-saya-ingin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke