Salin Artikel

Terisolasi akibat Bendungan Sadawarna, Warga Surian Sumedang Unjuk Rasa Tuntut Hentikan Penggenangan

SUMEDANG, KOMPAS.com - Ratusan warga Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berunjuk rasa di Pusat Pemerintahan Sumedang, Rabu (14/12/2022) siang.

Aksi warga ini buntut telah tergenangnya jalur jalan penghubung di wilayah perbatasan Surian, Sumedang, menuju Kabupaten Subang dan Indramayu oleh air pasca-bendungan Sadawarna, Subang mulai digenang pada awal Desember 2022.

Kondisi tersebut membuat warga Surian terisolasi. Karena di sisi lain, jalan pengganti yakni Jalan Lingkar Bendungan Sadawarna hingga kini masih dalam tahap pembangunan.

Tokoh masyarakat Surian, Usman Bayu Geni mengatakan, dua hari pasca-penggenangan, jalur utama sudah terendam air Bendungan Sadawarna.

Sementara, jalan pengganti dari jalur jalan utama yang tergenang entah kapan bisa digunakan.

Usman menuturkan, jika dilihat dari progres fisik pengerjaannya, progres pembangunan jalan lingkar ini masih sangat lama, karena jalan di wilayah Surian masih tanah.

"Warga kami pada umumnya buruh pabrik di wilayah Subang. Sejak tergenang tidak ada jalan yang bisa dilalui, jadi untuk mobilitas itu, sekarang ini kami menggunakan perahu," ujar Usman di sela aksi kepada Kompas.com.

Usman menyebutkan, selain buruh, yang turut terdampak pasca-tergenangnya Bendungan Sadawarna ini adalah pelajar tingkat sekolah dasar (SD).

"Pelajar SD juga pulang pergi sekolah itu sekarang naik perahu, karena tidak ada jalan yang bisa dilalui. Pokoknya, ini sangat merepotkan, karena jalan yang tergenang itu adalah akses utama," tutur Usman.

Usman mengatakan, warga Surian sebelumnya telah menyampaikan aspirasi kepada pihak dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

"Permintaan kami itu, kalau jalan lingkarnya belum selesai dibangun, tolong hentikan dulu penggenangannya, surutkan dulu airnya jadi jalan lama bisa tetap kami gunakan. Kalau seperti ini, kami makin sengsara," sebut Usman.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sumedang Dede Suwarman mengatakan, DPRD bersama pemerintah akan mendorong agar BBWS menghentikan penggenangan Bendungan Sadawarna, sebelum Jalan Lingkar Bendungan Sadawarna selesai dibangun dan bisa digunakan.

"Satu-satunya solusi jangka pendek saat ini ya menghentikan penggenangan untuk sementara waktu. Karena memang tidak ada lagi akses jalan yang bisa dilalui masyarakat. Kalau seperti sekarang menggunakan perahu, memakan waktu lalu dan keamanannya juga tidak ada yang bisa menjamin. Ini pula yang menjadi keprihatinan kami, kasian masyarakat," ujar Dede kepada Kompas.com usai menerima aspirasi dari warga.

Dede menuturkan, dalam pembangunan proyek nasional Bendungan Sadawarna ini, warga Sumedang tidak menerima manfaatnya sedikit pun.

Karena, fungsi dari keberadaan Bendungan Sadawarna sendiri untuk pengairan saluran irigasi di wilayah Subang dan Indramayu.

"Ini proyek nasional yang kepentingannya untuk Subang, jangan sampai masyarakat Sumedang yang susahnya. Karena itu, kami bersama pemerintah meminta agar pihak BBWS Citarum dan Satker Bendungan untuk menghentikan dulu penggenangan dan mempercepat proses pembangunan jalan lingkar," kata Dede. 

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/14/170929878/terisolasi-akibat-bendungan-sadawarna-warga-surian-sumedang-unjuk-rasa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com