Salin Artikel

Cerita Kurir Antar Barang ke Surian Sumedang, Gemetaran Naik Motor di Atas Rakit Usai Jalan Terendam Air Bendungan Sadawarna

SUMEDANG, KOMPAS.com - Penggenangan Bendungan Sadawarna, Subang, pada 1 Desember 2022, menyisakan cerita pilu bagi warga di wilayah perbatasan Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tepatnya di wilayah Kecamatan Surian, Sumedang.

Diketahui, 2 hari pasca-penggenangan, akses utama jalan penghubung Sumedang-Subang tersebut terputus oleh genangan air.

Bahkan, satu wilayah desa di Surian, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Subang yaitu Desa Tanjung, sudah tidak bisa menempuh perjalanan menuju kantor Kecamatan Surian.

Kurir jasa antarpaket, Anteraja, Ogi Sukmana (28) mengalami langsung repotnya  mengantarkan paket milik salah seorang warga di Desa Tanjung.

"Saya mau ngantar paket ke Desa Tanjung. Sebelumnya itu, saya gak tahu kalau jalannya sudah terendam air. Pas di sana ternyata jalannya memang sudah tidak bisa dilewati. Tapi kata warga bisa pakai rakit, jadi saya sama motor ikut naik rakit," ujar Ogi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (15/12/2022).

Ogi menuturkan, perjalanan menaiki rakit menuju lokasi tujuan mencapai 3 kilometer.

"Lumayan jauh juga jaraknya, sekitar 3 kilometer, karena pas di rakit itu waktu tempuhnya cukup lama. Saya juga sebenarnya gemeteran pas naik rakit itu, takut jatuh," tutur Ogi.

Namun, kata Ogi, akhirnya paket yang hendak ia kirimkan itu bisa sampai ke tangan pemiliknya.

"Alhamdulillah sih, nyampai juga akhirnya. Cuma waktu tempuh jadi lama karena harus naik rakit. Pas naik rakitnya mah gratis gak bayar, karena ada petugasnya juga. Saya cuma ngasih buat ngopi aja ke warga yang antar pakai rakit itu," tutur Ogi.

Ogi menyebutkan, sebenarnya ada jalur lain yang bisa ditempuh untuk bisa sampai ke lokasi tujuan. Namun, jalannya memutar cukup jauh.

"Kalau muter jalan, tidak ke Surian itu lumayan jauh, perbedaannya sekitar 1 jam perjalanan. Bensin juga pastinya jadi bengkak berkali-kali lipat, buat kurir kayak kita ini, pastinya bensin itu sangat diperhitungkan. Selain jauh jadi lebih lama di perjalanan juga. Jadi waktu itu, terpaksa ikut naik rakit," sebut Ogi.

Ogi berharap, pemerintah bisa segera menemukan solusi untuk permasalahan ini.

"Sering juga saya nganter paket ke sana. Bukan cuma saya, kurir lainnya juga lumayan banyak, jadi sangat repot kalau harus naik rakit terus. Kasian juga masyarakat di sana jadi serba susah karena tidak ada jalan," ujar Ogi.

Sementara itu, tokoh masyarakat Surian Usman Bayu Geni mengatakan, terputusnya jalan utama oleh genangan air Bendungan Sadawarna membuat repot warga.

Usman menuturkan, warga Surian banyak yang bekerja sebagai buruh di pabrik di wilayah Subang dan Indramayu.

"Mobilitas sangat terganggu karena jalan yang sekarang terendam itu jalur utama, banyak buruh dan pelajar SD yang terdampak akibat terendamnya jalan utama ini," ujar Usman kepada Kompas.com di Pusat Pemerintahan Sumedang, Rabu (14/12/2022).

Usman menyebutkan, permintaan warga kepada pemerintah tidak macam-macam.

"Kami hanya meminta pemerintah lebih peka. Penggenangan Bendungan Sadawarna ini sudah membuat hidup kami makin susah, tolong, kalau jalan penggantinya belum selesai dibangun, itu surutkan dulu airnya, hentikan dulu penggenangannya. Supaya jalan lama bisa tetap kami lewati," tutur Usman.

Sementara itu, Camat Surian Deni Nur Dani mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya melalui koordinasi dengan pihak terkait dan Pemkab Sumedang.

"Kondisinya sekarang jalan memang sudah tidak bisa dilalui, warga sekarang menggunakan perahu untuk bisa melintas. Sekarang sudah ada tambahan perahu dari BPBD juga," ujar Deni kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis siang.

Deni berharap, ada solusi cepat dari pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Rencananya, menurut informasi, siang ini dari Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Sumedang juga mau ngecek ke lokasi. Mudah-mudahan ada solusi terbaik dan cepat bagi masyarakat kami di sini," kata Deni. 

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/15/133539078/cerita-kurir-antar-barang-ke-surian-sumedang-gemetaran-naik-motor-di-atas

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com