Salin Artikel

Kereta Cepat Dievakuasi, Warga Penasaran karena sempat Dengar Dentuman hingga 1 Kilometer saat Kecelakaan

KOMPAS.com - Kereta Teknis dan lokomotif kereta cepat di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang mengalami kecelakaan dilakukan evakuasi.

Puluhan warga dari mulai anak-anak hingga orang dewasa terlihat menonton proses evakuasi dari jarak jauh tepatnya di atas trase KCJB.

Sebelumnya, kecelakaan tersebut terjadi di Kampung Cempaka, Desa Campakamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat pada Minggu (18/12/2022) sore.

Dengar dentuman

Salah satu warga, Jaja (70) mengaku, dirinya penasaran sehingga ingin melihat proses evakuasi kereta tersebut.

"Saya sengaja nonton karena penasaran ingin melihat lokasi kecelakaan kereta dan bagaimana proses evakuasinya," kata dia dikutip dari TribunJabar.id, Senin.

Dia mengatakan, rasa penasaran tersebut mencuat karena saat kejadian terdengar dentuman hingga ke rumahnya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian.

"Awalnya saya mengira bahwa suara itu bagian dari kegiatan konstruksi kereta cepat. Namun, ternyata suara itu berasal dari kecelakaan," ucap dia.

Sementara itu, proses evakuasi rangkaian kereta teknis dan lokomotif milik PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) itu hingga Senin (19/12/2022) sekitar pukul 12.00 WIB belum selesai.

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di lokasi kejadian, kereta teknis berwarna kuning dan lokomotif berwarna hijau sebagiannya sudah diangkut menggunakan truk kontainer dan ditutup dengan terpal serta sebagian lagi masih terdampar di lokasi kejadian.

Kereta dibongkar

Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Edi Nursalam mengatakan, kereta harus dibongkar selama proses evakuasi.

"Ini sedang proses evakuasi, namun karena keretanya berat ini harus dipreteli, dibongkar," ujar dia saat ditemui di lokasi kejadian.

Dia mengatakan, proses evakuasi rangkaian kereta itu hingga saat ini baru satu bagian yang sudah diangkut menggunakan truk, dan evakuasi akan terus dilakukan hingga benar-benar selesai.

"Tadi sudah ada satu bagian yang diangkut, jadi ada bagian-bagian yang dibongkar," kata dia.

Proses evakuasi kereta itu menjadi tontonan warga setempat, bahkan masyarakat sekitar dari luar daerah juga sengaja berbondong-bondong datang untuk menyaksikan dari dekat proses evakuasi kereta itu.

Ada korban meninggal

Sementara itu, polisi masih melakukan penyelidikan atas insiden maut ini.

Kepolisian tengah melakukan olah TKP untuk menelusuri kronologi kecelakaan sebenarnya.

"Kejadian (kecelakaan) tadi sore. Kita mengamankan TKP. Lokasinya di Padalarang, Bandung Barat," ujar Dir Reskrimum Polda Jabar Kombes Pol K Yani Sudarto saat ditemui di lokasi, Minggu.

Menurutnya, kecelakaan juga mengakibatkan sejumlah pekerja yang tengah melakukan aktivitas di lokasi kejadian tertabrak.

Meski demikian, polisi masih melakukan pendataan mengenai berapa jumlah korban meninggal dan korban luka atas insiden maut ini.

"Ada korban (meninggal), tapi masih diidentifikasi tepatnya berapa. Korban luka ada juga. Saat ini sudah dibawa ke RS Santosa," tutur dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Proses Evakuasi Kereta Teknis PT KCIC yang Kecelakaan di Bandung Barat Dipotong jadi Beberapa Bagian

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Bandung Barat dan Cimahi, Bagus Puji Panuntun | Editor Pythag Kurniati)

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/19/182150078/kereta-cepat-dievakuasi-warga-penasaran-karena-sempat-dengar-dentuman-hingga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com