Salin Artikel

Pria di Bandung Nekat Gondol Mas Kawin di Acara Pernikahan, Pura-pura Jadi Keluarga Mempelai Wanita

KOMPAS.com - Seorang pria tak dikenal nekat membawa kabur mas kawin dengan modus berpura-pura menjadi keluarga dari mempelai wanita.

Peristiwa itu terjadi di acara pernikahan di Jalan Rancacili, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat pada Senin (26/12/2022).

Kejadian itu dibagikan ke media sosial Instagram.

Awal mula kejadian

Dalam postingannya, keluarga korban menceritakan peristiwa pencurian mas kawin tersebut.

Salah satu keluarga korban, dari mempelai pria, Irfan mengatakan, peristiwa itu terjadi sebelum gelaran akad dan resepsi pernikahan.

Saat itu, kata dia, keluarganya baru tiba di gedung pernikahan dan sedang melakukan rias pengantin.

Menurut dia, saat kondisi keluarga tengah sibuk dengan rias pengantin, pelaku tiba-tiba datang meminta mas kawin pernikahan agar dititipkan dulu.

Irfan yang saat itu menduga pelaku adalah keluarga dari mempelai wanita lantas percaya dan menuruti permintaan pelaku.

"Katanya, barangnya di sini aja taruh, kan mau dirias. Sama ibu saya dikasih," ujar Irfan dikutip dari TribunJabar.id.

Saat pengantin selesai dirias, keluarga baru sadar bahwa mas kawin dibawa orang tak dikenal.

Total 20 gram emas raib, terdiri dari kalung, anting, gelang dan cincin.

"Nilainya 20 gram, kalau nilainya Rp 9 juta lah kurang lebih," kata dia.

Terekam CCTV

Hingga kini, belum diketahui identitas dari pelaku.

Namun, wajah terduga pelaku sempat terekam oleh kamera CCTV yang terpasang di sekitar gedung.

Dari rekaman, terlihat pelaku datang dengan menggunakan jaket warna hijau tua dan bermasker.

"Badannya berisi dan tinggi, pakai masker, jaket hijau tua," ucap dia.

Irfan mengaku prosesi pernikahan tetap berjalan, hanya saja mas kawin baru diserahkan secara simbolis.

Pihak keluarga pun berencana untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak polisi.

"Pernikahannya tetap digelar tapi simbolis aja dulu," katanya.

Kapolsek Rancasari, Kompol Oesman Imam mengaku pihaknya bakal melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai kasus itu.

"Saya cek dulu," ujar Oesman.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pura-pura jadi Keluarga Mempelai, Pria di Bandung Bawa Kabur Mas Kawin di Acara Pernikahan

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/28/182648378/pria-di-bandung-nekat-gondol-mas-kawin-di-acara-pernikahan-pura-pura-jadi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com