Salin Artikel

Resmikan Masjid Al Jabbar, Ridwan Kamil Tahan Haru Saat Pidato

Peresmian tersebut sangat emosional bagi Ridwan Kamil. Sebab, ia secara langsung terlibat dalam pembangunan masjid yang bisa menampung 50.000 jemaah.

Sambil menahan haru, ia menceritakan sejarah lahirnya masjid tersebut.

Ia berkisah, pada 2015 saat masih menjadi Wali Kota Bandung mengusulkan kepada Gubernur Ahmad Heryawan untuk membuat masjid level provinsi.

"Saat pidato ini saya sedang berkaca-kaca. Saya flashback pada saat jadi wali kota saya melihat kenapa di alun-alun Kota Bandung judulnya Masjid Raya Kota Bandung Provinsi Jabar," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, dalam pidatonya.

Contohnya Istiqlal sebagai masjid negara, di level provinsi namanya masjid raya di kota kabupaten namanya masjid agung, kecamatan masjid besar, dan di desa masjid jami.

"Saya bilang Pak Aher sebaiknya di zaman bapak kita ikhtiarkan. 48 juta jiwa penduduk muslim di Jabar harus punya masjid raya. Disambut baik idenya," ucap Emil.

Ketika itu, ia pun meminta untuk menyumbangkan ilmu arsiteknya untuk mendesain masjid tersebut.

Emil pun menyarankan agar masjid tersebut dibangun di kawasan Kota Bandung Selatan sebagai lokasi baru pengembangan kota.

"Lokasinya di selatan Bandung karena tanahnya masih leluasa, ada Stadion GBLA dan ada stasiun di kereta cepat di Tegalluar," kata dia.

Pada 2017, Gubernur Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar melakukan prosesi peletakan batu pertama.

"Saya tambahkan itu daerah banjir sebaiknya kita bangun danau retensi. Maka dibangunlah danau masjidnya seolah masjid apung. Kemudian dalam perjalanannya, dilakukan groundbreaking. Oleh takdirnya Pak wali kota dan arsiteknya jadi gubernur Jabar. Ini takdirnya luar biasa," paparnya.

Sudah lebih dari 50 masjid yang Emil desain selama berkarier di dunia arsitektur. Ia menuturkan, mendesain masjid merupakan amanat dari sang ayah Dr Atje Misbach Muhjiddin.

"Di tahun 1978 seorang bapak di komplek clCigadung membawa seorang anak lelaki dan membawanya ikut membangun masjid namanya Mualimin. Si anak itu ikut membeli semen, membeli cat. Suatu hari beliau bilang, anakku jangan pernah berhenti membangun masjid. Dan bapak itu adalah ayah saya dan anak itu saya," tutur Emil.

Dalam sambutannya, Emil juga memaparkan keistimewaan masjid itu. Selain sebagai sentra ibadah, masjid itu difasilitasi museum rasulullah, taman 25 nabi, hingga danau wisata.

"Masjid ini ramah lingkungan, kalau lihat ke atas matahari menyinari kita tapi difilter plafon ini sehingga tak banyak listrik yang digunakan. Di atas kita bangun lafaz Allah untuk meningatkan kita bahwa kita sangat kecil di mata Allah," kata dia.

Prosesi peresmian masjid itu pun ditandai dengan pemukulan bedug.

Hadir dalam acara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana, pimpinan MUI dan ormas islam serta tokoh ulama dan masyarakat di Jawa Barat.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/30/114156178/resmikan-masjid-al-jabbar-ridwan-kamil-tahan-haru-saat-pidato

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com