Salin Artikel

2 Penyebab Wilayah Bandung Raya Alami Cuaca Dingin Belakangan Ini

BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa pekan terakhir, wilayah Bandung Raya mengalami cuaca dingin, terutama saat dini hari hingga pagi hari.

Kepala Stasiun Badan Metereologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Bandung Teguh Rahayu membenarkan hal tersebut.

Teguh menyebut, cuaca dingin yang melanda wilayah Bandung Raya terjadi sejak akhir tahun 2022 hingga Januari 2023.

"Betul, beberapa hari terakhir, masyarakat mengeluhkan dan melaporkan cuaca dingin pada subuh menjelang pagi hari, memang lebih dingin dari biasanya," katanya dikonfirmasi, Kamis (5/1/2023).

Setelah mengobservasi, temperatur minimum Absolut untuk bulan Desember 2022 mencapai 19,4 derajat celcius.

"Dimana Temperatur Minimum Normal untuk bulan Desember adalah 19,4 derajat Celcius atau Temperatur Minimum Absolut tidak lebih rendah dari Temperatur Minimum Normal bulan Desember," jelasnya.

Namun, memasuki Januari tahun 2023, BMKG mencatat temperatur suhu mencapai angka yang beragam, mulai dari 20 derajat celcius, 19,4 derajat celcius, 21,4 derajat celcius, dan 21 derajat celcius.

"Sebagaimana kondisi pada Desember 2022, suhu minimum pada Januari 2023 juga tidak lebih rendah dibandingkan temperatur minimum normalnya yaitu 19,2 derajat Celcius," ujarnya.

Monsun Asia dan Seruak dingin

Kondisi ekstrem berupa cuaca dingin ini, jelas dia, disebabkan oleh dua hal. Pertama mulai menguatnya Monsun Asia yang juga menjadi penanda wilayah Jawa Barat mulai memasuki puncak musim hujan.

Penguatan Monsun Asia, sambung dia, biasanya diikuti oleh Seruak Dingin (cold surge) yang juga ikut memasuki wilayah Jawa Barat melalui Selat Karimata.

Penguatan Monsun Asia dan Seruak Dingin, kata Teguh, menyebabkan meningkatnya kecepatan angin di wilayah Jawa Barat.

BMKG Bandung mencatat bahwa kecepatan angin maksimum bulan Desember 2022 adalah 35,2 km/jam, sedangkan rata-rata kecepatan angin maksimum untuk bulan Desember adalah 22,6 km/jam. Selain itu, rata-rata kecepatang angin maksimum bulan Desember 2022 adalah sebesar 23,3 km/jam yang juga lebih tinggi dari nilai normalnya.

"Jadi kedua hal itu yang menyebabkan dingin adalah tingginya pertumbuhan awan yang dimulai dengan proses evaporasi. Proses evaporasi yang terjadi nyaris sepanjang hari menyebabkan temperatur lingkungan menurun," tuturnya.

Selain itu, tingginya kecepatan angin juga menambah efek penurunan temperatur oleh karena proses pendinginan lokal tubuh manusia atau makhluk hidup pada umumnya.

Teguh meminta masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana angin kencang juga bencana hidrometeorologi lainnya pada musim hujan 2022/2023 ini.

"Dan tidak lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh karena temperatur rendah dan angin kencang. Masyarakat juga diharapkan selalu memantau keadaan cuaca terkini melalui tautan berita dan informasi dari sumber-sumber resmi pemerintah, dan menghindari penyebaran berita hoaks," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/06/094708178/2-penyebab-wilayah-bandung-raya-alami-cuaca-dingin-belakangan-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke