Salin Artikel

AHY Bantah Koalisi dengan PKS dan Nasdem Jalan di Tempat: Tak Terlihat di Permukaan

Menurutnya, komunikasi antar ketiga partai terus berjalan dan selalu memperlihatkan progres.

Namun, ia tidak menyampaikan ke publik bagaimana progres dari komunikasi yang dijalankan serta konsolidasi yang dibangun.

"Sebetulnya tidak jalan di tempat. Alhamdulillah selalu ada progres, memang saya tidak bisa mengatakan seberapa jauh progresnya. Karena sering kali kerja politik, kerja komunikasi membangun koalisi ini tidak terlihat di permukaan," katanya ditemui di Hotel Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023).

Hingga hari ini, Partai Demokrat selalu berharap agar koalisi yang sudah terjalin dengan Nasdem dan PKS tetap berada dalam track yang sama, yakni mengusung dan memperjuangkan perubahan.

Meskipun Nasdem berada dalam pusaran pemerintah, sejak awal AHY menilai ketiga partai tersebut memiliki kesamaan visi dan misi melihat Indonesia ke depan.

Tidak jarang, lanjutnya, komunikasi antar pimpinan partai hingga kader tidak lebih soal perubahan dan perbaikan bangsa.

"Kalau dilihat memang secara faktual saat ini partai yang di luar pemerintahan sebagai oposisi, Demokrat, PKS, dan Nasdem. Saya dengan Presiden Nasdem, Pak Surya Paloh, kemudian Presiden PKS, Pak Ahmad Syaikhu, dan tokoh senior lainnya terus membangun komunikasi," jelas AHY.

Kendati memiliki visi dan misi yang sama soal perubahan dan arah bangsa, AHY tidak menampik masih ada perbedaan dalam beberapa hal.

Namun, kata dia, perbedaan itu tidak merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari dalam berkoalisi.

Akan tetapi ia optimistis setiap kesamaan dan kekurangan dalam koalisi bersama Nasdem dan PKS akan menjadi kekuatan dan keunggulan tersendiri.

"Kami juga semakin intensif membahas bagaimana membangun bangsa ke depan, atas visi misi kebangsaan yang sama, paling tidak serupa. Sama persis mungkin tidak, tapi kesamaan itu ada di sana sini," tuturnya.


Meski masih menentukan calon pendamping Anies Baswedan yang lebih dulu diusung Partai Nasdem sebagai Calon Presiden 2024.

AHY mengatakan, masih belum bisa menjawab secara definitif.

Ia sadar betul, bahwa kader di setiap masing-masing, baik Nasdem dan Demokrat kerap bertanya terkait langkah selanjutnya.

Namun, kata AHY, sebelum memutuskan sesuatu pilihan dalam berkoalisi, ada baiknya koalisi tersebut mempertimbangkan setiap langkah-langkah taktis di lapangan.

"Yang jelas itu kalau itu menjadi kekuatan kami, maka insyaallah koalisi ini bisa pada akhirnya pada saatnya nanti, ya diresmikan lah. Tapi kalau bertanya lalu kapan? Nah inilah misteri politik tidak bisa dijawab secara definitif," jelas dia.

"Dengan demikian mohon bersabar, saya tahu. Kader-kader juga bertanya, kira-kira bagaimana langkah ke depan, kami semua memiliki tujuan besar. Kami ingin meyakinkan langkah-langkah taktis di lapangan tidak mengganggu tujuan besar kami," tambahnya.

AHY berharap koalisi yang sudah dibangun tersebut, bisa terus memperlihatkan perkembangan yang positif.

Lebih jauh, ia tak menginginkan koalisi bersama Nasdem dan PKS disebut prematur dan bubar di tengah jalan.

"Terus berjalan, saya lebih baik mengatakan ini masih terus berjalan, dan bergerak. Daripada menyatakan sesuatu yang prematur. Karena kami sepakat, kalau ini jadi maka benar-benar makin mantap. Bukan asal deklarasi kemudian bubar di tengah jalan. Kalau itu yang terjadi, rasanya tidak ada kemajuan," ungkapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/06/173204378/ahy-bantah-koalisi-dengan-pks-dan-nasdem-jalan-di-tempat-tak-terlihat-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com