Salin Artikel

Seorang Lansia Asal Bandung Meninggal di Depan Rumahnya yang Kemalingan

Seorang saksi, Hadi (59), mendengar teriakan minta tolong dari anak korban sekitar pukul 14.30 WIB.

"Awalnya saya taunya ada yang minta tolong pas anaknya (korban) pulang, katanya di situ ada yang pingsan. Saya samperin, pas dipegang tangannya dingin, nadinya udah gak ada," kata pemilik bengkel yang tak jauh dari rumah korban itu di lokasi kejadian, Sabtu.

Saat ditemukan, korban dalam posisi tertelungkup di depan rumah. Sementara motor korban yang berada di dekat lokasi masih menyala.

Sejumlah warga lalu mengangkat korban ke dalam rumah.

"Kita angkat (jasad korban) ke dalam rumahnya, nah rumahnya ini pintunya udah terbuka, kita masukin, anaknya menyusul masuk," kata Hadi.

Hadi mengaku tak mengetahui penyebab kematian korban.

"Katanya hasil pemeriksaan gak ada luka. Kata anaknya, bapaknya punya riwayat darah tinggi dan diabet," ucap Hadi.

Hadi mengatakan, anak korban sempat memeriksa kondisi rumah, beberapa kamar terlihat berantakan.

"Kamar di dalam rumahnya itu berantakan seperti dikeluarin semua isi lemarinya, kalau tidak salah ada tiga kamar yang berantakan, diduga ada pencurian," ujarnya.

"Kata orang yang di depan, mereka lihat ada dua motor parkir di depan gang satu lagi di seberang," ujarnya.


Sementara itu, Kapolsek Lengkong Kompol Imam Z mengatakan, perisitiwa ini diduga merupakan tindak pidana pencurian dengan pemberatan terhadap sebuah rumah kosong di Jalan Paledang.

Dari hasil pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan tim Inafis Polrestabes Bandung, ada bekas congkelan di pintu masuk, dan sejumlah perhiasan yang hilang.

"Ada bekas congkelan pintu depan rumah kemudian ada kamar bekas diacak-acak, masih didata, yang diambil perhiasan," ucap Imam.

Terkait pemilik rumah yang ditemukan meninggal, Imam menduga korban kaget dan pingsan saat mendapati rumahnya disatroni maling.

"Korban tidak ada bekas tanda kekerasan, tidak ada luka maupun lebam, mungkin kaget karena pas datang rumah terbuka, mungkin karena darah tinggi dan kolesterol dan diabetes dan usia 64," ucapnya.

Saat ini, polisi sedang melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.

"Mudahan-mudahan pelaku terungkap dan tertangkap untuk proses lanjut," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/08/082707778/seorang-lansia-asal-bandung-meninggal-di-depan-rumahnya-yang-kemalingan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com