Salin Artikel

Korban Gempa Cianjur Tewas Saat Bersihkan Puing Rumah, Sempat Terseret ke Selokan

CIANJUR, KOMPAS.com - Udan (45), korban gempa Cianjur, tewas tertimpa reruntuhan puing-puing rumahnya, Sabtu (7/1/2023).

Kejadian bermula saat Udan dibantu 2 rekannya membersihkan puing-puing rumahnya di Kampung Gunung Lanjung, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

Ia membersihkan rumahnya sendiri pasca-gempa setelah pemerintah menghentikan penggunaan alat berat yang sempat mereka kerahkan sebelumnya.

Warga setempat, Hendra (26) menjelaskan, korban menggunakan pahat untuk membongkar pondasi tembok agar bisa dirobohkan dan dibersihkan.

Namun tiba-tiba, tembok setinggi 3 meteran roboh dan menimpanya. Bahkan korban sempat terseret hingga ke selokan.

"Korban jatuh ke selokan yang dalamnya sekitar dua meteran," ujar Hendra dikutip dari Tribun Jabar, Senin (9/1/2023).

Warga yang melihat kejadian itu, berupaya mengevakuasi korban. Namun, korban tak selamat.

"Korban tewas seketika dengan kondisi rahang bergeser dan tulang kepala yang patah. Posisi ditemukannya dalam keadaan kepala di bawah dan kaki di atas tertimpa puing bangunan," ujarnya.

Ketua RT 04 Kampung Gunung Lanjung, Angga Nugraha, mengatakan korban berhasil dievakuasi sekitar 15 menit setelah kejadian. Korban sempat dibawa ke kamar jenazah, RSUD Sayang Cianjur.

"Sekarang sudah dibawa ke rumah duka," ujarnya.

Angga mengungkapkan, proses pembersihan puing-puing dan material bangunan yang rusak akibat gempa November lalu, sebelumnya dilakukan para petugas dengan menggunakan alat berat.

"Tapi, karena sudah tidak ada lagi alat berat, akhirnya warga kembali membersihkan puing material bangunan terdampak gempa bumi dengan alat seadanya," katanya.

Ia mengatakan, terakhir kali alat-alat berat dioperasikan untuk membersihkan puing-puing bekas gempa ketika ada kunjungan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Tapi kemarin dan hari ini alat beratnya tidak ada lagi, jadi banyak yang bersih-bersih puing secara mandiri dengan menggunakan alat seadanya," jelasnya.

Angga berharap, Pemkab Cianjur kembali menolong mereka dengan menerjunkan kembali alat berat untuk membantu proses pembersihan puing-puing dan material.

Selain untuk mempercepat pembersihan, ujarnya, penggunaan alat berat juga memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan ketimbang membiarkan warga melakukan pembersihan secara mandiri.

"Supaya tak ada lagi korban jiwa seperti ini," ujarnya.

Kapolsek Cugenang, Kompol Woro Wuryani mengatakan peristiwa ini murni kecelakaan.

"Jenazah korban sudah dimakamkan oleh pihak keluarganya," beber dia.

Woro berharap kejadian serupa tak terulang.

"Kami akan terus melakukan pendampingan terhadap warga yang tengah membersihkan puing-puing dan material (reruntuhan akibat gempa) untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa," ujarnya.

Ratusan orang tewas saat gempa mengguncang Cianjur, November lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat, 335 orang meninggal.

Terkait jumlah rumah yang rusak, Juru Bicara (Jubir) Tim Penanganan Bencana Kabupaten Cianjur, Budhi Rahayu Toyib, BNPB telah mengucurkan dana sekitar Rp 2,234 miliar untuk uang sewa hunian bagi warga Cianjur yang rumahnya rusak akibat terdampak gempa.

Akibat gempa lalu, sebanyak 4.468 rumah rusak berat. Masing-masing mendapatkan bantuan uang sewa hunian sebesar Rp 500 ribu.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tragedi Lagi di Cianjur, Kali Ini Korban Gempa Cianjur Tewas saat Bersihkan Puing Rumah

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/09/114806478/korban-gempa-cianjur-tewas-saat-bersihkan-puing-rumah-sempat-terseret-ke

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com