Salin Artikel

Viral Video Gerombolan Motor di Bandung Serang Mahasiswa Unisba, 2 Korban Terluka

BANDUNG, KOMPAS.com - Gerombolan bermotor menyerang sejumlah mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) di kampusnya, Jalan Taman Sari, Kota Bandung.

Aksi penyerangan ini terekam kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV). Rekaman tersebut kemudian tersebar dan viral di media sosial.

Kepala Bagian Komunikasi dan Humas Unisba, Firmansyah menjelaskan, perisitiwa ini terjadi pada Jumat (6/1/2023) sekitar pukul 22.00 WIB.

Saat itu ada beberapa mahasiswa Unisba yang hendak pulang dikarenakan ada kegiatan kerja kelompok. Sebelum pulang, mereka beristirahat sejenak di pinggir jalan.

Tiba-tiba, segerombolan bermotor turun dan menyerang. Mahasiswa ini pun berlarian menghindari serangan tersebut.

"Kemudian ada gerombolan bermotor, mereka turun dan langsung menyerang (mahasiswa), aksi itu memang cepat dan spontan," kata Firmansyah yang dihubungi Senin (9/1/2023).

Pihak kampus saat ini masih meminta keterangan beberapa mahasiswa yang menjadi korban penyerangan. Dari 5 mahasiswa, 2 di antaranya mengalami luka akibat senjata tajam.

"Mereka (mahasiswa) tidak punya musuh, tiba-tiba saja diserang. Mahasiswa yang luka, 1 di bagian belakang punggung karena sambil lari, dan 1 lagi di bagian tangan sedikit karena coba menghindar," ucapnya.

Firman menduga, luka-luka tersebut disebabkan senjata tajam.

"Mungkin seperti celurit ya," ujarnya.

Sementara pelaku, setelah melakukan serangan langsung melarikan diri bersama rekan-rekannya.

Sebelum ada perisitiwa penyerangan, sambung Firman, pihak kampus mengimbau mahasiswa tidak pulang larut malam. Begitu pun ketika ada kegiatan untuk tidak dilakukan sampai malam, demi keamanan mahasiswa itu sendiri.

"Imbauan sudah, agar tak sampai malam untuk kegiatan karena memang baiknya jangan sampai malam," ucapnya.

Pihak keamanan kampus pun selalu berjaga 24 jam. Bahkan saat kejadian, mahasiswa yang jadi korban langsung diamankan.

Hingga kini, sambung Firman, pihaknya tidak mengetahui motif penyerangan tersebut. Mahasiswa yang menjadi korban pun mengaku tak memiliki musuh ataupun konflik dengan pihak luar.

"Kami terapkan pengamanan 24 jam, mungkin sedang apes, dan gerombolan ini gak tahu dari mana, motifnya apa, kita juga gak tahu," ucapnya.

Sejumlah mahasiswa saat ini masih dimintai keterangan oleh pihak kampus. Rencananya, aksi tersebut akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

"Kami sedang meminta keterangan dari korban, kita coba cek seperti apa nanti laporannya," ucap dia.

Sementara itu, Kapolsek Bandung Wetan Kompol Asep Saepudin mengaku belum menerima adanya laporan aksi anarkis yang dilakukan gerombolan bermotor ini.

Meski begitu, pihaknya saat ini tengah mengamankan empat orang dengan dua motor dari gerombolan motor tersebut.

"Gak ada korban, gak ada laporan dan berhasil kita amankan empat orang dengan dua motor dari kelompok tersebut," katanya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/09/133324878/viral-video-gerombolan-motor-di-bandung-serang-mahasiswa-unisba-2-korban

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com