Salin Artikel

Mentan Kenalkan Elisitor Biosaka ke Petani Karawang, Dapat Kurangi Penggunaan Pupuk Kimia

Pembuatan biosaka diajarkan ke petani di Desa Ciptamarga, Medangasem, dan Kampungsawah Kecamatan Jayakerta, Karawang, Jawa Barat, Senin (9/1/2023).

Syahrul menyebutkan, biosaka menggunakan rerumputan yang ada di sawah. Minimal 5 jenis rumput atau tumbuhan yang sehat.

"Bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia lebih dari 50 persen. Ini bukan soal diandalkan atau tidak, namun segala upaya kita coba," ujar Syahrul usai melakukan panen raya awal tahun di Desa Ciptamarga.

Teknik yang mengusung kearifan lokal ini, menurut Syahrul, telah diaplikasikan lebih dari 250 kabupaten atau kota.

Hasilnya cukup naik, dengan hasil panen sekitar 7 sampai 8 ton per hektar.

"Kita tidak bisa meninggalkan pupuk kimia, namun berupaya mengurangi (melalui elisitor biosaka," ujar dia.

Yadi Kusmayadi dari Balai Besar Peramalan Oraganisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari mengatakan, cara membuat biosaka yakni rerumputan tersebut diremas memutar diselingi dengan adukan homogen dengan tangan dalam air sumur sekitar empat liter.

Pemerasan memerlukan waktu sekitar sepuluh menit tergantung jenis tanaman yang digunakan, sampai larutannya seperti berminyak padahal tidak dan seperti kental padahal tidak.

"Harus dengan tangan, tidak bisa ditumbuk atau diblender," ucap dia.

Cara pengaplikasian Biosaka menggunakan sprayer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar satu meter di atas tanaman.

Nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut. Penyemprotan juga perlu melihat arah angin, agar penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman secara merata.

"Sebanyak 40 mililiter dicampur 15 liter air. Satu hektar itu 3 tanki. Penyemprotannya sekitar seminggu satu kali," ujar dia.


Panen perdana 2023

Dalam kesempatan itu, Syahrul Yasin Limpo juga melakukan panen raya perdana padi pada 2023 di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang merupakan sentra produksi beras nasional.

Kementan bersama Pemerintah Daerah memastikan produksi beras nasional karena panen raya padi berlangsung pada Januari sampai Maret 2023 di semua wilayah Indonesia.

"Di Kecamatan Jayakerta ini luas panen padi 2.000 hektar dan hasil panen luar biasa 8 ton per hektar. Kita juga hadir untuk memastikan kalau Karawang baik, maka Indonesia baik-baik saja dan kalau Karawang bersoal Indonesia pun bersoal karena Karawang adalah ukuran keberhasilan produksi padi Indonesia," ujar Syahrul.

Berdasakan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi pada Februari 2023 mencapai 1,4 juta hektar dan puncak panen berlangsung pada Maret-April.

Artinya, jika produktivitas 6 ton per hektar, ada produksi padi lebih kurang 4 juta ton. Hal ini, menurut SYL, membuktikan produksi  padi dan ketersediaan beras melimpah.

Pada 2023, terdapat tantangan perubahan iklim secara ekstrem, sehingga ia berharap setelah panen, paling lambat 14 hari harus dilakukan penanaman kembali.

Dia menyarankan penanaman tiga kali dalam satu tahun. Baik dua kali tanam padi satu kali palawija, atau sebaliknya.

"Intinya hingga saat ini, tanaman padi yang banjir dan puso masih di bawah ambang batas karena di bawah 2 persen. Khusus di Karawang ini produktivitas padi 8 ton perhektar, biasanya hanya 5 sampai 6 ton," kata dia.

"Bulog diharapkan dapat menyerap gabah di musim panen raya awal tahun 2023 ini agar cadangan beras nasional kuat dan dapat mengendalikan harga, bukan dikendalikan pedagang," pinta SYL.

Upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, khususnya padi, pemerintah menyiapkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pembangunan pertanian tidak lagi semata-semata dengan menyalurkan bantuan input produksi yang dibutuhkan petani, tapi dengan KUR petani dapat meningkatkan produksi secara maju, mandiri dan modern.

"KUR ini adalah kebijakan Bapak Presiden Jokowi untuk akselerasi pembangunan pertanian dan membantu petani itu sendiri. Untuk itu, pihak perbankan harus mempercepat akses KUR kepada petani. Begitu juga pemerintah daerah harus berada di lapangan untuk menyemangati pertanian dan petani," ujar dia.


Syahrul optimistis hasil panen pada awal 2023 dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, petani mengucapkan terima kasih atas bantuan pertanian di tahun 2022 untuk Kabupaten Karawang. Luas panen padi Kabupaten Karawang pada Januari 2023 seluas 18.103 hektar.

Produktivitasnya mencapai 8 ton per hektar dengan harga gabah petani menguntungkan petani Rp 6.000 sampai 6.100 per kilogram.

"Dan hari ini ada bantuan benih padi 500 hektar, mesin power trasher. Kami berharap Kabupaten Karawang terus menjadi penyokong kebutuhan beras nasional," kata Aep.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/09/200828178/mentan-kenalkan-elisitor-biosaka-ke-petani-karawang-dapat-kurangi-penggunaan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com