Salin Artikel

Kronologi Bibir Anak 5 Tahun di Sukabumi Sobek akibat Terkena Lato-lato Temannya, Harus Mendapat 4 Jahitan

KOMPAS.com - Lato-lato, permainan yang sedang tren di Indonesia, kembali menimbulkan korban luka.

Kali ini dialami Agnia, anak usia 5 tahun asal Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

Agnia harus menjalani operasi bibir akibat terbentur bola lato-lato pada Senin (9/1/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.

Kronologi kejadian

Ibu korban, Ela (37), mengatakan, kejadian yang menimpa Agnia itu terjadi di sekolah mengaji anaknya.

Saat itu, dia menceritakan, anaknya pulang dari sekolah mengaji dengan bibir yang telah berdarah-darah.

"Awalnya anak saya lagi ngaji, pulang-pulang sudah berdarah itu bibirnya. Saya juga tidak tahu awalnya, dilihat itu bibirnya sobek, katanya kena lato-lato temannya yang lagi main," kata Ela, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (11/1/2023).

Mendapat 4 jahitan

Mendapat informasi tersebut, Camat Cicurug, Ading Ismail, bersama jajarannya langsung mendatangi rumah korban.

Ading menjelaskan, selain ingin mengetahui kebenaran informasi yang diterimanya, dia pun ingin mendapat keterangan dari orangtua korban lato-lato tersebut.

"Anak tersebut memang sedang mengikuti pengajian. Sebelum pengajian mungkin ada anak-anak yang lebih besar bermain lato-lato, sehingga si anak tadi bibirnya terpukul mengakibatkan pecah bibirnya," jelasnya.

Menurut Ading, korban pun telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Dia menambahkan, sekarang Agnia sudah bisa makan seperti biasa setelah bibirnya mendapat empat jahitan akibat luka tersebut.

"Orangtuanya dan Pak Kades berinisiatif membawa ke rumah sakit, kemarin sudah ditangani rumah sakit dan hari ini si anak tersebut sudah bisa makan, kalau dilihat jahitannya ada 4 jahitan," ujar Ading.

Orangtua perlu lebih waspada

Dengan adanya kejadian itu, Ading mengimbau kepada para orangtua untuk lebih hati-hati dan selektif dalam membelikan mainan untuk anak-anak.

"Jadi, saya mengimbau, terutama kepada orangtua, agar bijaksana dalam memilih, membelikan mainan," ucap Ading.

Daripada membelikan mainan yang dapat membahayakan, Ading menyampaikan, orangtua lebih baik membelikan anak-anaknya mainan edukatif.

"Jadi kalau kira-kira alat itu sangat membahayakan jiwa seseorang atau temannya, maka bijaksanalah, (diimbau) untuk membeli bentuk-bentuk permainan yang sifatnya edukasi," tutur Ading.

"Termasuk orangtua harus membimbing, mendampingi anak-anaknya," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/11/103520178/kronologi-bibir-anak-5-tahun-di-sukabumi-sobek-akibat-terkena-lato-lato

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke