Salin Artikel

Ramai Tagar #2024Pituin di Kabupaten Bandung Jelang Pemilu, Pengamat: Baik untuk Wawasan Politik Masyarakat

BANDUNG, KOMPAS.com - Jelang kontestasi politik tahun 2024, di Kabupaten Bandung ramai #2024pituin. Fenomena #2024pituin tersebut sempat ramai diperbincangkan di jagad media sosial dan pelbagai ruang publik.

Direktur Jamparing Institute Dadang Risdal Aziz sekaligus pengamat politik dan kebijakan publik mengaku mengetahui ramainya #2024pituin.

Bahkan, lembaga riset yang dipimpinnya itu telah mengikuti perkembangan #2024pituin.

Fenomena tagar tersebut, kata dia, menarik untuk dikaji dan diikuti perkembangannya oleh publik sebagai bentuk wawasan politik.

"Entah siapa yang mulai menghembuskan tagar ini. Gerakan inipun seolah tidak jelas siapa pencetus dan organisasi pengusungnya. Nampak bergulir begitu saja muncul menjadi tema obrolan di tengah masyarakat Kabupaten Bandung," katanya dihubungi Rabu (11/1/2023).

Dadang menilai, hal yang menarik dari tagar itu yakni kata "Pituin" yang diambil dari bahasa Sunda dan memiliki arti "Asli".

Jika dikaitkan dengan fenomena tahun politik yang akan datang, menurutnya, kata Pituin diduga digunakan masyarakat untuk menyoroti keaslian dari para calon anggota legislatif yang nantinya akan berdinamika di Dapil 2 yakni wilayah Kabupaten Bandung.

Selain itu, lanjut dia, bisa jadi kata Pituin digunakan untuk memberikan dorongan dan semangat bagi para putera daerah untuk berani berkompetisi menjadi calon legislatif di tahun 2024 mendatang.

"Definisi putra daerah, yakni putra daerah geanologis atau biologis, yaitu seseorang yang dilahirkan dari daerah tersebut. Yakni seseorang yang dilahirkan di daerah tersebut dan mereka yang tidak lahir di daerah tersebut tapi memiliki orang tua yang berasal dari daerah tersebut. Paling tidak, putra daerah bisa kita kategorikan dalam beberapa level," terangnya.

Jamparing Institute, sambung dia, menyikapi munculnya fenomena tersebut sebagai gerakan moral semata.

Ia menilai, hal itu memiliki dampak positif , lantaran merupakan keinginan dan harapan masyarakat yang nantinya memliki niat untuk mencalonkan diri, baik di level DPRD Kabupaten, DPRD Propinsi, DPR RI maupun pada gelaran PIlkada.

“#2024pituin lebih kepada membuka ruang yang lebih lebar dan mendorong serta mendukung putera daerah yang mempunyai potensi baik dari sisi akademis, popularitas maupun sumberdaya agar bisa secara nyata berkiprah memberikan sumbangsih pada pembangunan, dan mempermudah komunikasi jika yang bersangkutan terpilih nantinya," tuturnya.

Dadang membeberkan, jika dikaji dari adanya eksistensi putera daerah yang akan mencalonkan diri. Hal itu sangat wajar dan publik tak perlu khawatir soal keberadaan tagar tersebut.

Melihat faktor terbangunnya ikatan antara konstituen dan bakal calon legislatif, Dadang mewajarkan tagar tersebut mulai bermunculan.

"Kenapa demikian, karena yang lebih tahu kebutuhan dan keinginan dari setiap wilayah adalah orang yang mengetahui detail daerahnya sendiri, baik karakteristik sosial budaya dan kultural nya," tambah dia.

Namun, ia juga melihat fenomena tagar tersebut sebagai ancaman bagi para anggota legislatif dari Dapil 2 yang sudah berkiprah di Senayan.

Fenomena tagar itu, kata Dadang, lebih mirip dua sisi mata uang. Pasalnya, satu sisi bisa menguntungkan bakal calon dari putera daerah, di satu sisis bisa mengancam eksistensi calon dari luar daerah.

"Meskipun dalam prakteknya tidak terjadi seperti itu, karena faktor lainpun sangat mempengaruhi preferansi masyarakat dalam menentukan calon yang akan dipilihnya nanti saat hari H pemungutan suara. Tingkat elektabilitas, popularitas, mesin partai maupun sistematika kampanye mempunyai peranan yang signifikan dalam proses keterpilihan seseorang menjadi anggota legislatif maupun Kepala Daerah," ujar dia.

Di samping itu, ia menganggap wajar jika tagar tersebut mewarnai kontestasi politik di Kabupaten Bandung. Sebab menurutnya, saat ini banyak masyarakat sudah mulai tersadarkan bahwa dirinya hanya dijadikan obyek semata.

"Banyak anggota DPR di semua tingkatan yang hanya membutuhkan suara di Dapil 2 saja, tapi tidak pernah hadir di sini. Kinerja anggota DPR-RI juga kami soroti, ada datanya, sederhananya mereka datang saat kampanye, lolos kemudian diam dam tinggal saja di sana, datang lagi ketika kampanye selanjutnya," tuturnya.

Sementara dari sisi lain, ia berkesimpulan jika tagar tersebut merupakan tanda bahwa masyarakat di era serba terbuka ini sudah mulai melek politik.

“Dalam sebuah kompetisi politik hal itu biasa terjadi, sebuah isu kerap dipakai untuk menarik simpati untuk kepentingan politiknya, masyarakat sekarang lebih melek politik. Hasil akhir nanti akan ditentukan juga oleh faktor- faktor lainya. Sisi positifnya pemilu sebagai hajatnya rakyat sudah dirasakan ghirah dan gaungnya dari sekarang hingga diharapkan tingkat partisipasi masyarakat nanti di tahun 2024 akan lebih meningkat lagi.” pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/12/065029078/ramai-tagar-2024pituin-di-kabupaten-bandung-jelang-pemilu-pengamat-baik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke