Salin Artikel

Ada Kematian Massal, Petani Ikan Keramba Waduk Saguling Kurangi Benih

Ketua Paguyuban Gabungan Baraya Saguling (GBS), Asep Elep mengatakan, laporan terkait kematian ikan di perairan Waduk Saguling sudah mulai terpantau sejak satu bulan terakhir.

"Hasil laporan teman-teman peternak untuk fenomena upwelling di Waduk Saguling memang sudah terjadi Desember," ujar Asep saat dihubungi, Kamis (12/1/2023).

Fenomena kematian massal ikan KJA akibat cuaca ekstrem itu sudah terjadi di beberapa perairan seperti Waduk Jatiluhur, Purwakarta dan Waduk Kedung Ombo, Boyolali.

Meski dilaporkan ada kematian massal ikan di perairan Waduk Saguling, tapi jumlah kematiannya belum menyentuh titik ekstrem.

"Jumlah kematiannya gak besar, dari satu petak, yang mati paling 10 sampai 15 persen atau sekitar 15 kilogram," kata Asep.

Mengantisipasi kematian ikan yang lebih ekstrem, para petani ikan KJA di perairan Waduk Saguling sengaja mengurangi tebar benih ikan dari 50 sampai 70 persen.

"Misalnya dari 10.000 ekor. Sekarang ditekan jadi hanya 5.000 ekor. Dengan cara ini, kalau pun kita kena imbas kematian massal, ruginya enggak terlalu besar," sebut Asep.

Dari pengalaman para petani ikan di perairan Waduk Saguling, kematian massal ini merupakan fenomena tahunan.


Merujuk prediksi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bulan November hingga Maret masuk waktu bahaya.

Artinya, potensi kematian massal ikan di perairan danau sangat besar kemungkinannya selama lima bulan tersebut.

Kematian massal ini diakibatkan cuaca ekstrem yang mendorong adanya fenomena umbalan (upwelling) yakni peristiwa naiknya air bagian dasar waduk ke permukaan yang membawa senyawa beracun.

"Dengan kondisi ini memang dampaknya harga ikan hingga Maret bakal meningkat, karena petani belum panen. Tapi itu enggak masalah, yang penting kita berharap kematian massal gak signifikan," tutur Asep.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/12/165949278/ada-kematian-massal-petani-ikan-keramba-waduk-saguling-kurangi-benih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke