Salin Artikel

Video Viral 2 Siswa SMP Dansa di Sekolah hingga Kepsek Prihatin atas Komentar Negatif

KOMPAS.com - Pihak SMPN 1 Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjelaskan duduk perkara dua siswanya yang berdansa hingga direkam video dan viral di media sosial. Video dua siswa dansa itu mendapat komentar negatif karena dianggap merusak bangsa.

Kepala SMPN 1 Ciawi Ermaini menjelaskan, dua pelajar yang terekam video tengah berdansa itu masing-masing bernama Keysha Aditia dan Devina Anindita.

Mereka berdansa di lingkungan sekolah pada Senin, 12 Desember 2022, pada momen persiapan pemilihan pengurus OSIS.

Keduanya diminta menunjukkan kemampuan dansa sebagai bentuk apresiasi pihak sekolah dan bisa memberi inspirasi kepada siswa lainnya.

Sebab, kata Ermaini, Keysha yang merupakan laki-laki dan Devina perempuan merupakan atlet cabang olahraga dence sport yang menjuarai medali emas di ajang Porporv Jabar 2022.

Menurut Ermaini, Keysha dan Devina mengikuti lomba di Porprov Jabar atas nama mereka sendiri. Keduanya juga memiliki pelatih khusus olahraga dance sport.

"Siswa kita ini kegiatannya di sanggar dan punya pelath sendiri dari ketua cabang olahraga sport dance, Bu Doris. Jadi dia yang ngelatih anak tersebut dan sampai mendapat medali emas di tingkat provinsi. Artinya mereka menyumbangkan emas untuk Kabupaten Bogor," kata Ermaini dilansir Kompas.com, Selasa (17/1/2023).

Menurutnya, siswa yang pernah mendapat juara di tingkat Porprov Jabar diminta untuk tampil sebagai bentuk apresiasi. Termasuk Keysha dan Devina.

"Kejadiannya beres ulangan, mau persiapan pemilihan OSIS. Karena ada waktu senggang, jadi kita berikan waktu untuk menampilkan hasil juara yang mereka lombakan itu. Nah, di situ temen-temennya dan guru semangat pengen melihat dance itu. Jadi itu permintaan temen dan guru. Spontanitas. Dan yang ditampilkan enggak cuma dance," imbuhnya.

"Mereka ini dapat emas lho, mewakili Kabupaten Bogor. Makanya kita tampilkan di acara pemilihan OSIS karena bentuk apresiasi terhadap anak ini," tandasnya.

Terkait banyaknya komentar negatif soal video dansa dua anak didiknya, Ermaini mengaku prihatin dan menyayangkan.

Setelah kejadian itu, Ermaini mengaku dihubungi beberapa orang yang ingin menanyakan hal itu.

Ia juga memberi dukungan kepada guru, dua siswa dan orangtua mereka agar terus melanjutkan prestasi mereka.

"Setelah ramai komentar negatif, kita kumpulkan seluruh guru dan anak itu juga kita panggil. Kita berikan support. Kita izinkan untuk melanjutkan prestasi itu, apalagi mereka didukung orangtua. Jadi kita kasih tahu juga kalau untuk mencapai prestasi pasti akan ada tantangan dari luar," tandas Ermaini. (Kompas.com/ Penulis: Kontributor Bogor, Afdhalul Ikhsan | Gloria Setyvani Putri)

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/18/111240978/video-viral-2-siswa-smp-dansa-di-sekolah-hingga-kepsek-prihatin-atas

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com